Cerita Dewasa : Beauty And The Beast 1

Mungkin tidak ada yang menduga kalau aku
memiliki orientasi seks menyimpang seperti ini.
Di luar, aku hanyalah seorang gadis muda
berumur 20 tahun yang biasa, yang
kesehariannya kuliah di salah satu universitas
ternama di kota ini. Aku juga sudah punya
pacar. Dengan wajah cantik, tubuh indah
dengan kulit putih mulus memang tidak sulit
bagiku untuk mencari pacar, bahkan banyak
cowok yang mengejar-ngejar diriku. Tapi ada
satu hal yang tidak diketahui oleh siapapun,
termasuk oleh pacarku yang berpikir telah
mengetahui segalanya tentang diriku. Aku,
seorang pengidap beastiality.
Awalnya aku sering membayangkan bagaimana
rasanya bercinta dengan hewan, khususnya
anjing. Entah kenapa vaginaku jadi basah tiap
kali aku memikirkan hal itu. Hingga akhirnya ku
putuskan untuk mulai mencobanya karena
saking penasarannya. Kebetulan di rumah aku
memelihara dua ekor anjing jantan yang
badannya cukup besar.
Siang itu setelah pulang kuliah, ku putuskan
untuk tidak mengenakan pakaianku. Aku
memang tinggal sendiri di rumah ini,
orangtuaku tinggal di kota lain, hanya sesekali
mereka datang kemari. Dengan bertelanjang
bulat aku keluar kamar menuju halaman
belakang di tempat anjing-anjingku
dikandangkan. Rencananya aku ingin memberi
mereka makan, kemudian memandikan mereka.
Jantungku berdebar kencang memikirkan kalau
aku akan mandi telanjang bulat bersama anjing-
anjingku yang besar-besar ini. Ku buka pintu
kandang itu, dengan segera mereka meloncat
ke arahku, lalu menjilati wajah dan tubuhku.
membuat aku menjerit kecil dibuatnya. Mereka
memang sering bertingkah seperti ini, apalagi
ketika waktunya makan. Sekarang aku yang
bertelanjang bulat sedang dikelilingi mereka,
sebuah sensasi yang luar biasa. Apalagi aku
memikirkan kalau aku ini adalah betina-betina
mereka, membuatku semakin horni dibuatnya.
“Aw.. geli… iya-iya… kalian lapar yah? Bentar
aku siapin dulu. Habis ini mandi yah” kataku
berbicara pada mereka.
Tampak mereka kesenangan dengan lidah
menjulur dan ekor mengibas-ngibas. Saat
mereka makan, aku juga iseng meletakkan
makanan anjing itu di tanganku, berharap
mereka mau memakannya langsung dari
tanganku, dan ternyata mereka mau. Terasa
sangat geli saat tanganku bersentuhan
langsung dengan lidah mereka. Tanganku yang
putih mulus sampai berlumuran air liur anjing-
anjingku ini.
“Kenyang? Sekarang mandi yuk.. barengan
sama Angel” ajakku setelah mereka selesai
makan.
Aku bawa mereka masuk ke dalam rumah
menuju kamar mandi. Ku nyalakan shower,
membiarkan tubuh telanjangku dan anjing-
anjingku ini basah. Sebuah pemandangan yang
ganjil, seorang gadis yang cantik sedang
bertelanjang bulat dan basah-basahan bersama
dua ekor anjing yang besar. Keadaan kami yang
basah-basahan membuatku semakin horni.
Saat mandi mereka tetap saja tidak mau
tenang, terus saja melompat-lompat kearahku
berusaha menjilati wajahku. Aku juga akhirnya
menangkap badan mereka saat mereka
melompat ke arahku, sehingga kini aku jadi
berpelukan dengan anjingku, membuatnya
makin leluasa menjilati wajahku hingga
berlumuran liur mereka.
“Aduh… geli, iya-iya… jilatin aku deh sepuas
kalian. Hihihi…” kataku pasrah saja wajahku
dijilati mereka. Lidahku juga ku coba keluarkan
untuk menyambut lidah mereka yang bergerak
liar di wajahku.
“Hati-hati… duh.. aw…” aku terjatuh. Badannya
yang berat membuat aku tidak bisa berlama-
lama menahannya, aku pun jadi terjatuh ditindih
anjingku. Oh tuhan, ku lihat penisnya berada di
depanku. Aku jadi berdebar-debar dibuatnya.
Aku yang sangat penasaran kemudian mencoba
meraih kemaluan anjingku ini, mengelus-ngelus
dan mengurutnya. Mataku takjub melihat
ukuran penisnya jadi semakin membesar. Aku
menurunkan tubuhku sedikit lagi sehingga penis
itu tepat di depan wajahku. Pelan-pelan ku
dekatkan wajahku dan mencoba mengulum
kemaluannya, nafsuku yang begitu besar
membuat perasaan jijik itu hilang.
Sambil menjilati batang kemaluannya yang
terasa semakin keras dimulutku, tanganku juga
meremas buah zakarnya. Lama-kelamaan
terasa ujung penisnya mulai mengeluarkan
lendir bening, rasanya sangat aneh dan begitu
bau, tapi aku tetap saja mengulum dan
mengocok batang penis itu. Tanpa peduli rasa
dan aromanya, ku coba menelan semua cairan
yang sebenarnya sangat menjijikkan itu.
Ku lakukan hal yang sama pada anjingku yang
satunya, sampai batang kemaluannya menjadi
keras dan mengeluarkan cairan bening juga di
dalam mulut mungilku. Birahiku semakin naik,
sensasi ini sungguh luar biasa. Dengan
bertumpu pada lutut dan tanganku, ku
tunggingkan pantatku sambil tetap mengulum
penis anjing ini. Berharap anjing yang satunya
mau menggenjot tubuhku, baik lubang vagina
maupun anusku.
Tidak lama, terasa sesuatu yang hangat
membasahi permukaan vaginaku. Ternyata
vaginaku sedang dijilati anjingku ini, bahkan
beberapa saat kemudian batang penis anjingku
itu menyeruak masuk ke vaginaku. Kini aku
telah disetubuhi oleh anjingku sendiri. Dengan
naluri kehewanan mereka, anjingku itu mulai
menggenjot tubuh tuannya yang seorang gadis
muda yang cantik ini.
“Ngghhh… terus… entotin Angel. Aku.. nggh…
betina kalian, silahkan entotin betina kalian ini
sepuasnya” racauku menggila. Aku benar-benar
telah menjadi betina mereka! Bersedia sepenuh
hati membiarkan anjing-anjing ini menyetubuhi
diriku.
Mereka secara bergantian memasukkan penis
mereka ke vaginaku, bahkan lubang anusku
juga dimasuki penis mereka. Terasa sangat
sakit karena aku tidak pernah berhubungan anal
dengan siapapun sebelumnya. Tapi sebagai
betina yang baik tentu saja aku tidak boleh
mengecewakan para pejantanku. Aku bahkan
ikut menggoyangkan pinggulku seirama dengan
goyangan mereka yang khas.
Sambil yang satunya menggenjot vagina
maupun anusku, satunya lagi ku kulum batang
penisnya. Hingga akhirnya mereka bergantian
menumpahkan sperma mereka di dalam
mulutku, rasanya begitu menjijikkan dan
membuatku mual. Tapi aku yang sedang horni
akhirnya menelan juga benih-benih anjing ini,
masuk melewati kerongkonganku dan jatuh ke
lambungku. Sisa-sisa sperma mereka yang
berceceran ku ratakan di buah dadaku. Sensasi
ini sungguh luar biasa.
Saat selesai mandi, mereka menggoyangkan
badan mereka untuk mengeringkan badan
mereka sendiri, tentu saja membuat cipratan
air kemana-mana, aku malah tertawa kecil saat
terkena cipratan air dari tubuh mereka. Ku
keringkan tubuhku dengan handuk, dengan cuek
kugunakan handuk yang sama untuk
mengeringkan badan mereka.
Entah kenapa aku jadi ketagihan melakukan hal
yang tidak normal seperti ini. Tiap hari aku
selalu disetubuhi oleh anjing-anjingku. Mulut,
vagina dan lubang anusku selalu diisi oleh
penis-penis mereka. Kami melakukannya
dimanapun, baik di kamar mandi, ruang tamu,
dan di atas ranjangku. Sprei tempat tidurku jadi
beraroma anjing dibuatnya, bahkan banyak
noda-noda sperma mereka disana. Sengaja
tidak sering ku ganti karena aku memang suka
aroma tersebut. Beberapa kali aku juga pernah
disetubuhi di dalam kandang mereka yang
sempit, bahkan bermalam disana layaknya
betina mereka yang baik yang bersedia
menampung benih anjing mereka baik di mulut,
vagina maupun anusku. Aku bahkan berharap
seandainya aku bisa hamil oleh mereka, tapi hal
itu tentu saja tidak mungkin terjadi.
Semakin hari sifat anehku ini semakin menjadi-
jadi. Aku merasa tidak cukup hanya dengan
anjing. Aku ingin mencoba sesuatu yang lebih.
Suatu sensasi yang lebih gila dan liar, bahkan
yang lebih menjijikkan.
###
Segera ku lepas pakaian yang ku kenakan,
sehingga tubuh indahku yang putih mulus kini
tidak tertutup apa-apa lagi. Ku melangkah
menuju bathtub yang sudah penuh terisi, tapi di
dalam sana tidak hanya berisi air, namun juga
terdapat segerombolan belut yang diameter
badannya seukuran dua jari orang dewasa.
“Hai semua.. udah lama yah nungguin aku?
Temani Angel mandi yah… hihihi” kataku
berbicara pada makhluk-makhluk berlendir itu.
Seakan mengetahui teman mandinya sudah
datang, belut-belut itu terlihat berenang tidak
tentu arah saat kakiku mulai masuk ke dalam
bathtub.
“Gak sabar yah kaliannya.. tenang dong.. geli
tau..” kataku. Akupun segera duduk dengan
memeluk kakiku yang terlipat. Dengan cepat
belut-belut itu mengelilingi tubuh telanjangku,
menyelip di sela-sela pahaku. Seperti biasa,
dadaku selalu berdebar-debar saat melakukan
hal ini. Sebuah sensasi dan kepuasan tersendiri
yang tidak pernah ku dapatkan dari sentuhan
laki-laki. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi
bila pacarku melihat diriku sekarang, pacarnya
yang cantik melakukan hal mesum dengan
berendam dalam bathtub penuh belut seperti
ini. Gadis yang dicintainya ternyata memiliki
kelainan yang betul-betul tidak normal. Bahkan
beberapa hari yang lalu aku berendam dengan
beberapa kodok beserta onggokan telur-telur
mereka yang tampak menjijikkan itu.
Tubuhku bergetar, rangsangan luar biasa dari
gesekan-gesekan kulit belut yang berlendir
pada kulit mulusku membuatku menggila. Aku
merasa sangat seksi dengan keadaan ini.
Bayangkan saja, gadis muda dengan wajah
cantik serta tubuh indah yang putih mulus,
berendam di dalam bathtub yang dipenuhi
segerombolan belut!
Belut-belut itu kini mulai mencoba masuk ke
dua lubang vaginaku, gilanya aku malah tertawa
geli dibuatnya.
“Adududuh… gak sabaran amat nih kaliannya,
mulai nakal yah…” kataku manja sambil
menggeser-geser posisi dudukku. Kakiku makin
ku rapatkan, tanganku juga ku kibas-kibaskan
dalam air seperti mencoba menghalau mereka
menjauh dari tubuhku. Tapi tetap saja jumlah
mereka yang cukup banyak tidak bisa ku atasi
sendiri.
“Hihihi… dasar kalian, ya udah… boleh masuk
kalau mau masuk, tapi satu satuuuu…” kataku
mendesah sambil sedikit melonggarkan pahaku.
Sekarang aku tidak mempermasalahkan lagi
aktifitas mereka yang semakin menjadi-jadi
menggerayangi dan bergesekan dengan
tubuhku. Bahkan mempersilahkan mereka untuk
memasuki vaginaku kalau mereka mau.
“Jleb,” salah satu dari mereka masuk ke dalam
vaginaku. Tidak lama kemudian lubang anusku
juga dimasuki oleh mereka. Gila, kedua
lubangku dimasuki belut. Sensasi yang yang
sangat gila. Badanku jadi bergetar dibuatnya.
Pahaku kurapatkan sambil tanganku memegang
badan belut yang sedang menyeruak masuk ke
vaginaku ini, pose yang sangat-sangat seksi.
Aku berendam cukup lama di sana sambil tetap
membiarkan makhluk berlendir itu menyelip di
dalam vagina dan anusku. Hingga akhirnya aku
tidak kuasa menahan rasa ini dan membuat
aku orgasme karenanya. Gila, badanku sampai
lemas karena orgasme yang dahsyat ini.
Aku masih belum puas, ku bangkit berdiri dan
keluar dari bathtub.
“Kamu juga keluar dulu yah…” kataku sambil
mencabut seekor belut yang masih manancap
dalam lubang pantatku dan menaruhnya
kembali dalam bathtub. Aku lalu menuju sisi
lain kamar mandi yang terdapat beberapa
ember besar di sana. Ku buka satu lalu
memindahkan isinya ke dalam bathtub. Lalu
ember yang satunya lagi dan ku pindahkan juga
seluruh isinya. Ya… lebih banyak belut
sekarang. Ku cabut plug di dasar bathtub
sehingga kini airnya surut dan hanya
menyisakan onggokan gerombolan belut di
dalam sana. Sekarang setengah dari bathtubku
isinya hanya belut! tanpa ada air lagi! Aku
bergidik melihat pemandangan ini. Antara geli,
takut dan horni melihat onggokan belut
bergelinjangan yang begitu banyaknya. Tampak
begitu licin dan berlendir.
Dengan dada berdebar ku masuk kembali ke
dalam bathtub itu, dengan hati-hati ku
masukkan kakiku agar tidak menginjak mereka.
Sekarang aku di dalam sana berendam diantara
belut-belut. Sensasi kulit tubuhku yang
bersentuhan langsung dengan makhluk-makhluk
berlendir yang bergelinjangan dengan liar ini
makin membuat aku menggila. Sebuah hal yang
menjijikkan namun malah membuatku horni.
Keringat mulai mengucur dari tubuhku yang
makin membuat kesan seksi dan liar.
Mereka lalu masuk lagi ke dalam vagina dan
anusku, bahkan masuk dua ekor sekaligus ke
dalam vaginaku yang membuat aku semakin
kelojotan. Bagian bawah tubuhku terasa sangat
sesak, sepertinya ada yang masuk sangat
dalam hingga ke rahimku. Sensasi yang sangat
luar biasa. Aku sampai berkali-kali orgasme
dibuatnya. Rasanya aku tidak ingin cepat-cepat
keluar dari dalam sini. Ingin terus
menghabiskan waktuku bersama mereka.
“Dug dug dug” tiba-tiba terdengar suara
ketukan di pintu depan rumahku. Aku panik
bukan main. Aku baru ingat kalau pacarku akan
menjemputku. Dengan tergesa-gesa ku bangkit
keluar dari bathtub, mencabut belut-belut itu
dari lubang vagina dan anusku lalu menutupi
tubuhku dengan handuk.
“Lama amat sih kamu buka pintunya” ujar mas
Jordi, pacarku.
“Maaf mas, habis mandi tadi” kataku sambil
mempersilahkan pacarku ini masuk, akupun
menutup pintu dan berjalan ke dalam. “Maaf
yah sayang-sayangku.. ntar kita sambung lagi
yah…” kataku dalam hati sambil melirik ke arah
kamar mandiku. Yang mana disana menanti
kekasih-kekasih kecilku. Apapun namanya, aku
sudah ketagihan melakukan hal ini. Sisi lain
diriku yang cuma aku yang boleh
mengetahuinya. Hanya aku.
“Yang, aku permisi ke kamar mandi yah…” ujar
mas Jordi.
Degh!! Aku panik.
***

1 Response to "Cerita Dewasa : Beauty And The Beast 1"