Ibu Wiwiek 2

Semua yang menyaksikan, kalau perempuan itu seorang ibu yang beruntung. Anaknya Satria, sebagai anak tunggal, sangat memperhatikan ibunya. Kelahiran anak kedua mereka, semuanya sehat. Mereka kelihatan demikian mesra sekali. Anak mampu memanjagakan ibunya dan ibunya juga memanjakan anaknya. Satria setiap kamis sudah berada di perkebunan teh mereka. Kuliahnya tak seperti semester pertama kedua, ketiga dan keempat. Dia sudah banyak uang. Saat itulah mereka liburan ke Singapura. Di sana sang ibu melakukan operasi kecil, menutup peranakannya. Dokter menjamin, perempuan itu tidak akan pernah hamil lagi.

Dengan bahagia mereka kembali ke perkebunan teh yang luas dan indah serta sejuk itu. Tak berapa jauh dari perkebunan teh itu, ada sebuah danau. Mereka selalu mengisi waktu senggang mereka ke danau itu. Pembantu mereka pun setiap sore pulang ke rumah mereka. Pembantu tak tidur di rumah mereka. Satpam penjaga rumahpun semakin diperketat. Kalau biasanya setiap malam yang jaga dua orang menjadi tiga orang. Jika sudah ada aba-aba satpam akan selalu menolak tamu pada malam hari.

Kedua anak mereka sudah tidur pulas. Kamar tidur yang besar itu tertutup rapat. Udara sejuk membangkitkan gairah seks mereka. Mungkin malam itu adalah masa subur perempuan itu. Walau usianya sudah 50 tahun lebih, tubuhnya masih sintal, putih dan mulus terjaga rapi. Anaknya kedua baru berusia 5 bulan, masih terus menyusui. Satria tak mengizinkan perempuan itu memberinya susu kaleng, harus ASI.

"Mama, sudah kepingin sayang..." bisik perempuan itu ke telingan Satria anaknya. Satria tersenyum. di peluknya perempuan itu dengan lembut dan dikecupnya bibir perempuan itu. Perempuan itu langsung merebahkan kepalanya ke dada Surya. Mereka saling meraba dan mengelus.

"Kamu tidak menyesal membuntingi ku, kan?"
"Tidak sayang," jawab Satria.
"Kamu adalah suamiku yang sejati. Papamu hanya mampu memberiku anak laki-laki tunggal, yaitu kamu. Setelah itu papamu loyo, terlalu banyak melacur. Tapi justru aku yang dituduhnya selingkuh. Hatiku sangat pedih," rayu perempuan itu.
"Sudahlah Ma. Sekarang kita sudah bebas. Aku juga tau kalau papa suka melacur," bisik Satria ke telinga ibunya. Ibunya tersenyum bangga.

"Di Singapura, kamu meminta dubur Mama, sayang?"
"Ya Ma. Kata orang lewat dubur itu enak, Ma."
"Sekarang kamu mendaptkannya, tapi jika sudah dapat dubur, jangan lupa memek Mama sayang."
"Ya, Ma."
Si ibu melepaskan pakaiannya sendiri sampai bugil. Satria juga melepas pakaiannya. Mereka sudah sama-sama bugil. Ibu langsung mengisap kontol Satria dan mengelus-elus buah zakarnya. Langsung kontol itu berdiri dengan keras. Ibu menmgambil baby oil bayinya dari meja dan melumasi kontol Satria yang besar dan panjang itu. Beberapa tetes, disapunya ke lubang duburnya. Dia pun menungging di atas tempat tidur. Surya berdiri di lantai.
"Ayo sayang, dimasukkan. Perlahan-lahan, ya. Mama belum pernah."

Kedua kaki ibu sudah mengangkang. Satriapun merapatkan kepala kontolnya ke lubang dubur ibunya. Saat kontol itu mengena ke lubang dubur ibunya, ibunya sudah merasakan kenikmatan. Perlahan Satria menekan kontolnya. Satria mempelajarinya dari beberapa buku sebagai petunjuk. Setelah ditekannya kepala kontol itu masuk sedikit. Satria mencabutnya kembali, menekannya lagi dan cabut kembali. Setelah beberapa kali demikian, Satria memasukkan habis kepala kontolnya ke dalam dubur ibunya, sampai batas paret yang ada antara kepala kontol dengan batangnya. Satria membiarkan sejenak kepala kontol itu di sana. Ada berkisar 45 detik. Lalu Satria mencabutnya kembali. Lalu ditekannya kembali ke dalam, sampai ke paret kontolnya dan membiarkannya lagi sejenak. Kemudian perlahan-lahan kontolnya ditekan. Ibunya mendesah. Satria membiarkannya, sembari mengelus-elus punggung ibunya.

"Tetesi lagi baby oilnya, sayang," kata ibu mendesah. Satria mengambil baby oil dari tilam tempat tidur dan meneteskannya ke lubang dubur ibunya, juga mengenai kontolnnya. Satria pun mulai menekan kembali kontolnya perlahan-lahan dalam licinnya baby oile itu. Perlahan didorongnya kontolnya memasuki dubur ibunya. Baby oil yang membuat licin, terus ditetesi sembari mencucuk kontolnya ke dalam dubur ibunya.

"Raba memek Mama sayang. Pulas-pulas itil mama sayang," desah ibunya. Satria mulai meraba-raba itil mamanya dengan tangan kirinya dan sebelah lagi meraba tetek ibunya dan lidahnya menjilat-jilat punggung ibunya. Dan... Satria pun menembus memek ibunya. Kontolnya sudah masuk semua dan Satria menahannya sebentar. Tanganya masih meraba-raba itil mamanya dengan lembut dan mengelus tetek mamanya yang masih berair susu.
Perlahan, Satria mencabut kontolnya dari lubang memek ibunya. Saat mau menusuknya kembali, Satria tak lupa meneteskan bebetrapa tretes baby oil. Saat Satria menarik kontolnya perlahan, ibunya mendesah.
"Oh... enak sekali sayang.." Satria Diam. Terus dia lakukan dengan perlahan-lahan. Dia mempelajarinya dari buku. Saat menarik dan mencucuk, bagi pemula, harus perlahan-lahan. Cucuk cabut perlahan itu terus dilakukannya. Sampai akhirnya ibunya mendesah-desah, minta sedikit dipercepat. Memek mamanya sudah basah dan becek.

"Percepat sedikit sayang. Tapi nanti, kalau mau keluar, semprotkan dalam memek mama sayang. Mama mau spermamu."
Satria mulai mempercepat tusukannya ke lubang dubur ibunya. Cucuk_tarik-cucuk_tarik-cucuk_tarik-cucuk_tarik begitu terus.

"Tolong mama sayang. Percepat sayang...."
Satria memeluk ibunya dari belakang dan menciumi punggung ibunya dan mempermainkan bibirnya dengan lembut. Dia mempercepat cucuk-tarik kontolnya di lubang memek ibunya. Dan ibunya mendesah-desah.
"Ayo sayang... jangan siksa mama, nak. Puaskan mama, baru nanti kamu puaskan dirimu dan semprotkan spermamu sebanyaknya di memek mama sayang.."
Satria pun bagaikan kuda liar mengentoti dubur mamanya semakin cepat dan semakin cepat. Mamanya merapatkan kedua kakinya dan mendesah panjang....
"Mama sampai sayang. Cepat cabut kontolmu. Masukkan ke lubang memek mama sayang..."
Satria mencabut kontolnya yang keras.. Saat itu ibunya merebahkan diri terlentang di atas tempat tidur. Di raihnya anaknya dan dipeluknya. Dia tangkap kontol Satria dan menuntunnya ke lubang memeknya yang basah. Clup. Kontol itu segera memasuki lubang memek ibunya. Ibunya langsung memeluk Satria dan menjepit kedua kakinya ke pinggang Satria. Mulut Satria diarahkannya ke teteknya yang penuh.
"Menyusu lah nak. Menyusulah. Ada air susu untukmu," katanya mendesah. Satria meyedot susu ibunya. Dia satu tetek dengan adiknya dan juga anak kandungnya. Satria meneguk air susu ibunya yang tanpa rasa itu. Dari satu tetek ke tetek lainnya.
"Jangan habisi susunya sayang. Sisanya untuk nak kita," kata ibunya mendesah dan terus memeluk Satria dengan kuat.
Satria juga memeluk ibunya dengan kuat dan mendesah panjang. Satria melepaskan spermanya di rahim ibunya. Mereka berpelukan kuat. Masih ada sesekali getar di tubuh Satria. Ibunya terus memeluknya dan menjilati leher Satria. Sebelah tangannya mengambil selimut, lalu menyelimuti tubuh mereka agar terlindung dari udara dingin pegunungan.
Saat desah nafas mereka sudah mereda dan normal, saat itu bayi mereka merengek meminta minum susu. Satria tersenyum. Dia bangun dan ikut membangkitkan ibunya. Ibunya mengambil anak mereka dari box dan menyusuinya.
Satria langsung ke kamar mandi mencuci kontolnya. Dia menikmati sepasang bibir mungil mengisapi tetek ibunya. Satria berdiri di sisi ibunya yang sedang menyusui anak mereka. Si ibu tersenyum dan mengelus kontol Satria yang terkulai. Satria memeluk ibunya dan menggesek-gesekkan kontolnya dan akhirnya keras kembali.
"Dasar buas," bisik ibunya merayu dan genit. Satria duduk di sisi ibunya. Mereka berdua masih telanjang bulat. Bugil.
"Naiklah ke pangkuanku dan masukkan kontolku ke memek mu, Ma." Ibunya tersenyum.
"Masih belum puaskah sayang?"
"Untukmu tak ada kepuasanku, Ma."
Ibunya mengendong bayi dan naik ke pangkuan Satria. Satria menuntun kontolnya ke lubang memek ibunya. Kontol itu segera masuk. Teteknya diisap oleh bayi mereka dan di cucuk lubang memeknya dengan kontol Satria. kedua anaknya sedang memainkan perannya masing-masing. Sampai akhirnya Satria melepaskan kembali spermanya dan ibu pun tersenyum bahagia.
"Puas sayang," katanya tersenyum. Satria diam tak menjawab. Ditariknya selimut dan diselimutinya dirinya.
Bayi pun sudah kenanyang minum susu, dikembalikan ke boxnya. Ibu memasuki seliut Surya dan mereka tertidur pulas sampai pagi. Mereka tidak akan terbangun, jika bayi mereka tidak menangis.
TAMAT

0 Response to "Ibu Wiwiek 2"

Posting Komentar