Cerita Dewasa : Beauty And The Beast 3

# Angel
Untuk satu bulan kedepan, aku akan tinggal
jauh dari rumah karena harus mengikuti
program KKN dari kampusku. Sebenarnya sih
tidak ada masalah, tapi harus berpisah dengan
pejantan-pejantanku? Itu yang membuat aku
gak akan tahan.
“Kak… terus Sherly ditinggal sendiri nih?
Takut….” rengek Sherly manja.
“Ih, dasar kamu… malah enakan kamu bisa
puas sendiri. Kalau kamu mau, kita tukaran yuk,
kamu aja yang gantiin kakak KKN, heheee…”
“Gak!! hihihi…. Aku mau puas-puasin main
bareng mereka, Penasaran sebulan dikeroyok
mereka, kira-kira aku bakal hamil gak yah??
Tapi kayaknya gak mungkin hamil deh…
hihihi….”
“Ye… katanya tadi kamu takut, huuu…” kataku
mengusap-ngusap rambutnya.
“Weeek” balasnya memeletkan lidah.
“Ya udah, kakak titip mereka yah Sher… jangan
lupa jadi betina mereka yang baik selama kakak
pergi”
“Sip kak… gak perlu disuruh itu mah, aku pasti
jadi betina yang baik kok buat mereka… cepat
sana kakak pergi, aku mau main nih puas-puas
sama mereka”
“Ngusir nih ceritanya? awas yah kamu… hihihi ”
Singkat cerita akhirnya aku berangkat menuju
lokasi KKN, meninggalkan mereka selama
sebulan di rumah. Di sini kami tinggal di sebuah
pondokan, sebuah rumah kecil milik Pak Kepala
desa. Awalnya terasa aneh karena biasanya
hampir setiap hari aku bersenggama dengan
anjing-anjingku, tapi lama-lama aku mulai
terbiasa juga.
Beberapa hari berlalu, sungguh membosankan
berada di sini. Kadang Sherly menelpon
menanyai kabarku. Dia membuat aku iri saja
karena menceritakan betapa dia mati
kenikmatan dikeroyok anjing-anjing di rumahku
itu selama aku pergi. Bahkan katanya dia juga
membawa masuk seekor anjing liar yang biasa
keluyuran di sekitar tempat tinggal kami.
Sehingga kini ada tiga ekor anjing yang
mengentoti Sherly di rumahku, dua ekor
anjingku dan satu ekor anjing liar. Uhhh… bete!!
aku iri!!
“Eh, Itu anjing liar yang kamu maksud yang
kuning jelek dan kurapan itu Sher?” tanyaku
saat kami teleponan malam-malam.
“Nggg… iya, napa kak?”
“Hihihi, gila juga kamu… eh, enak gak
kontolnya? Gede nggak?” tanyaku penasaran.
“Gak segede Bleki dan Piko sih kak, tapi
lumayan lah, hehe… Tapi dia bau amat nih kak…
badannya, nafasnya, liurnya, apalagi pejuhnya…
tempat tidur Sherly jadi aneh gini nih baunya.
Biasa hidup di jalanan sih dianya, gak pernah
mandi…”
“Kamu sih… anjing liar diembat juga, awas
rabies lho… hihihi”
“Biarin, weeek!!”
Aku tidak menyangka juga kalau Sherly jadi
binal gini, anjing liar buruk rupa yang sering
mengais-ngais sampah di depan rumahku juga
diajaknya ngewe. Aku jadi penasaran melihat
bagaimana gadis super cantik dan imut seperti
Sherly ini dikeroyok oleh tiga ekor anjing, yang
salah satunya bahkan seekor anjing liar.
“Trus sekarang kamu lagi ngapain?” tanyaku
lagi.
“Lagi… di ranjang, ngentot-ngentotan ama si
Jojo, anjing liar itu tuh… padahal Bleki dan Piko
udah bobok lho kak, tapi ini si Jojo gak puas-
puas juga…” jawabnya. Pantas saja dari tadi
nafasnya agak memburu, lagi ngewe toh
ternyata.
“Jojo yah namanya… Hihi, mungkin dia gak
pernah ngentot dengan anjing betina tuh
selama hidupnya, soalnya gak ada yang mau
sama dia karena saking jeleknya dia. Sekarang
malah ngentotin cewek cakep kaya kamu… ya
iya lah dia bakal puas-puasin, kapan lagi coba…
hihihi” ujarku menerangkan.
“Iya mungkin yah, hihihi… kasihan banget nih
Jojo gak pernah ngentot sebelumnya… Ya udah,
Sherly bakal jadi betina untuk dia deh… bakal
Sherly tampung semua pejuhnya di rahim dan
mulut Sherly. Ngebolehin anjing liar ini
ngentotin Sherly puas-puas… boleh kan kak dia
ikut tinggal di sini?”
“Iya-iya… Nakal yah kamu… Duh, kakak jadi
kepengen coba juga nih gimana rasanya
dientotin anjing liar” ujarku yang kini jadi makin
horni mendengar ceritanya. Apalagi dia
bercerita sambil sesekali mendesah
kenikmatan.
“Kasian deh kakak… hihihi. Kalau kakak lagi
ngapain nih? Gak ada yang dengar kita bahas
ginian di telepon?”
“Aman kok, mereka udah pada tidur, kakak lagi
di teras depan, ngelamun doang dari tadi.. huh,
untung kamu nelpon…”
“Haha.. Kenapa gak cari aja kak jantan-jantan
di sekitar sana? masa gak ada yang bisa kakak
ajak ngentot sih… hihihi”
“Yee… kalau ketahuan bisa gawat ntar. Bisa
rusak image kakak, hihihi…” jawabku sambil
tertawa yang disambut gelak tawanya.
Kami terus ngobrol hingga akhirnya aku
menyudahi teleponan kami karena aku sudah
mulai ngantuk. Selama teleponan tadi ku
ketahui kalau Sherly berkali-kali orgasme
dibuatnya. Orgasme yang didapatkan dari
seekor anjing liar yang jelek, dekil dan badan
penuh kurap. Siapa sangka gadis cantik
sepertinya bisa dibuat orgasme berkali-kali oleh
anjing liar itu. Siapa juga yang bakal
menyangka ada seorang gadis muda cantik,
yang dengan penuh kerelaan hati
memperbolehkan vaginanya yang bersih
terawat untuk ditusuk oleh penis anjing liar
yang tidak jelas asal-usulnya. Bisa saja anjing
ini berpenyakit, bahkan mungkin saja anjing ini
anjing gila, nekat amat nih si Sherly.
Sekarang aku betul-betul horni. Ku putuskan
untuk melakukan masturbasi dulu sebelum
tidur. Aku lalu ke dapur untuk mencari sebuah
mentimun. Setelah menemukan ukuran yang
pas gede dan bentuknya, akupun langsung
menuju kamar mandi dan bermasturbasi ria di
dalam sana. Ku mainkan klirotisku dan
menjejalkan mentimun itu masuk ke dalam
vaginaku. Sambil melakukan hal itu, aku terus
membayangkan kalau aku sedang disenggamai
oleh anjing-anjingku. Nikmat juga ternyata,
meski tidak senikmat penis anjing yang asli.
Tapi biarlah, aku sedang horni banget
sekarang. Mati-matian aku berusaha menahan
desahanku agar tidak terlalu keras melenguh.
Gak lucu kan kalau aku malam-malam
kedapatan sedang masturbasi dengan timun di
dalam kamar mandi.
Hingga akhirnya aku orgasme, hampir saja aku
kelepasan berteriak kencang-kencang. Tampak
cairanku meluber dengan banyaknya ke lantai
kamar mandi. Tapi tetap saja aku merasa
masih belum cukup, aku tidak puas hanya
dengan ini. Aku ingin kontol yang asli…
~~~
Esoknya aku ada kegiatan membantu program
kerja temanku. Ternyata itu di sebuah
peternakan. Aku melihat ada kandang kuda.
Langsung terpikir olehku bisakah aku
merasakan kontol kuda di sini. Soalnya selama
ini aku memang penasaran bagaimana rasanya.
Tapi tentu saja tidak akan mudah, tidak
mungkin aku menemui pemilik peternakan ini
dan meminta agar kudanya itu menggenjotku.
Yah… jadilah aku hanya bisa berharap saja.
Sejauh ini aku cuma bisa merasakan
menunggangi kuda saja, padahal aku ingin
kalau aku yang ditunggangi oleh kuda ini.
Malam harinya aku lagi-lagi merasa horni, aku
ingin bermasturbasi lagi. Namun tiba-tiba
terpikir olehku kuda-kuda itu. Ternyata aku
masih penasaran dengan kontol-kontol mereka.
Apa aku harus diam-diam pergi ke kandang
mereka yah? Memang sih jarak pondokan kami
dengan kandang kuda itu tidak terlalu jauh.
Tapi kalau nanti aku kedapatan sedang
menikmati kontol kuda gimana coba?
Namun akhirnya ku beranikan diri juga untuk
melakukannya. Rasa penasaran dan horni
mengalahkan ketakutanku malam ini. Dengan
diam-diam, tengah malam itu aku berjalan
menuju kandang kuda di peternakan itu.
Suasana kampung yang memang sudah sepi
selepas senja menguntungkan aksiku ini.
Setibanya di sana, aku lalu menuju ke arah
kuda jantan yang paling besar. Dadaku berdebar
dengan kencangnya, takut antara ketahuan
pemiliknya dan penasaran dengan kontol kuda
ini.
Ku mulai dengan mengelus-elus badannya
berusaha agar dia terbiasa dengan kehadiranku.
Lalu kini aku berjongkok dibawahnya. Ku coba
memegang dan mengusap penisnya hingga…
astaga! penisnya luar biasa besar dan panjang.
Ku teruskan mengocok penis kuda ini hingga
tegang maksimal. Tanganku bahkan tidak dapat
menggengamnya.
“Horni yah? Sama… Angel juga nih…” kataku
mengajak kuda ini bicara. Aku yang sudah
sangat horni lalu nekat membuka satu per satu
pakaian yang menempel di tubuhku. Aku
bahkan melemparkan pakaianku ini jauh-jauh,
membuat aku pasti akan kualahan
mengambilnya kembali bila tiba-tiba ada orang
yang menuju ke mari.
“Ups, sekarang kita sama-sama telanjang nih…
hihihi” ujarku sambil memeluk kuda ini. Aku lalu
turun lagi bersimpuh di bawahnya dan kembali
mengocok kontolnya. Ku lihat kuda ini sesekali
menghentak-hentakkan kakinya, mungkin dia
juga merasakan kenikmatan karena kocokan
tanganku.
“Enak yah?” tanyaku sambil mempercepat
kocokanku.
Mau yang lebih enak nggak?” kataku lagi. Aku
lalu mendekatkan wajahku ke kontol kuda ini
dan mencium ujung kontolnya. Sangat bau
ternyata, tapi malah membuat aku makin
bergairah. Selanjutnya ku coba menjilati dan
mengulum penisnya. Tentu saja hanya ujungnya
saja yang berhasil masuk ke dalam mulutku.
Akhirnya… aku dapat merasakan bagaimana
rasanya kontol kuda masuk ke mulutku.
“Enak kan? mau Angel lanjutin sampai kamu
muncrat-muncrat nggak?” kataku lagi mengajak
bicara kuda ini meskipun aku tahu tidak
mungkin akan dijawabnya. Tapi dari bahasa
tubuhnya, aku dapat mengetahui kalau kuda ini
kesenangan disepong olehku. Ku teruskan
kocokan mulutku pada kontolnya, lubang
kencingnya juga ku jilat-jilati dengan ujung
lidahku hingga akhirnya “Croooot…” spermanya
menembak dengan banyaknya. Sungguh deras
dan bertubi-tubi menghantam langit-langit
mulutku. Saking banyak dan derasnya kepalaku
sampai terdorong ke belakang, namun ku tetap
berusaha agar menelan spermanya sebanyak
mungkin yang aku bisa meski rasanya sungguh
aneh dan tidak enak. Tapi karena memang
banyak, aku tidak bisa menelan seluruhnya,
sebagian spermanya tumpah membasahi tubuh
bugilku. Aku kini bermandikan sperma kuda!!
Sungguh seksi, hihihi…
“Banyak amat sih pejuhnya? enak banget yah?
Mau Angel sepongin lagi nggak?” tawarku lagi
pada kuda ini yang dijawab oleh ringkihan
kerasnya, aku sampai terkejut dibuatnya.
“Ssstt… jangan berisik, ntar nggak Angel kasih
sepong lagi lho kontolnya, hihihi… tapi gantian
dulu sama teman-temanmu yah, kasihan
mereka belum dapat bagian…” ujarku. Dengan
tubuh masih berlumuran peju kuda, aku lalu
menuju ke arah kuda jantan lain. Ku lakukan hal
yang sama seperti kuda yang pertama tadi
hingga akhirnya ia juga menembakkan pejunya
di dalam mulutku, dan karena peju kuda ini
memang banyak, lagi-lagi sebagian pejunya
muncrat ke badanku. Tiga ekor kuda jantan
yang lain juga ku lakukan hal yang sama.
Tubuhku kini betul-betul basah bermandikan
peju kuda, dari ujung rambut hingga kaki
berlumuran peju. Perutku juga sudah kenyang
karena saking banyaknya menelan peju mereka.
“Udah dulu yah… besok kita sambung lagi…”
kataku sambil memeluk kuda kuda itu satu
persatu. Meski aku belum sempat merasakan
kontol mereka, ku putuskan sekian dulu untuk
malam ini dan segera keluar dari sana.
Gilanya, bukannya mengenakan kembali
pakaianku, aku malah menantang diriku untuk
berjalan telanjang bulat menuju pondokan,
tentunya dengan tubuh masih berlumuran peju
kuda kuda itu. Tidak dapat ku bayangkan bila
ada orang yang menemukan diriku dengan
kondisi seperti ini. Seorang gadis kota yang
cantik putih mulus sedang keluyuran tengah
malam di tengah kampung dengan tubuh yang
berlumuran sperma kuda. Meskipun udara
malam ini sangat dingin tapi hal ini tidak
melunturkan hasrat keinginan bertelanjang ria
ku. Sesampainya di pondokan, aku segera
menuju kamar mandi dan membersihkan
tubuhku. Malam ini betul-betul luar biasa, aku
penasaran dengan apa yang terjadi malam esok
dan malam berikutnya.
~~~
Sudah empat hari aku mengulangi perbuatanku
ini, diam-diam keluar menuju kandang kuda itu
untuk ‘bermain’ dengan mereka saat teman-
temanku sudah tertidur. Saat pergi aku masih
berpakaian dengan rapi, namun pulangnya, aku
selalu kembali dengan keadaan tubuh penuh
sperma, kadang aku mengenakan pakaianku lagi
kadang tidak. Sampai empat hari ini juga aku
belum berani mencoba memasukkan kontol
kuda itu ke dalam vaginaku. Ukurannya gede
gitu sih….
Malam hari ini aku kembali lagi ke sana.
Namun kali ini aku berbuat lebih nekat, aku
putuskan untuk bertelanjang bulat berjalan dari
pondokan ini tanpa membawa satupun
pakaianku. Bila aku ketahuan habislah sudah,
tapi sensasi ini sungguh luar biasa. Dengan
dada berdebar aku berjalan mengendap-
ngendap di antara rumah penduduk desa
hingga akhirnya aku sampai dengan selamat
menuju kandang kuda ini. Fiuh… luar biasa
banget rasanya, telanjang tengah malam tanpa
membawa apa-apa begini, hihihi.
“Hai, nungguin Angel yah…?” sapaku pada kuda-
kuda ini. Mereka langsung meringkih bersahut-
sahutan seperti kesenangan akan kehadiranku.
Karena untuk kesekian kalinya, seorang gadis
kota yang putih cantik akan menguras sperma-
sperma kuda ini langsung dengan tangan dan
mulutnya. Dengan gaya nakal ku tempelkan
telunjuk ke bibirku menyuruh mereka diam, tapi
mana mungkin mereka akan mengerti
maksudku ini.
“Dasar, jangan berisik dong… ntar gak jadi lho
Angel sepongin kontolnya” ujarku. Setelah
mereka tenang barulah ku mulai lagi aksiku.
Aku lebih berdebar-debar melakukannya saat
ini, karena bila terjadi apa-apa, aku tidak
membawa pakaian untuk menutupi tubuhku.
Tapi aksi nekat ku ini malah memberikan
sensasi yang luar biasa. Dengan langkah gontai
ku dekati kuda yang paling besar lalu duduk
bersimpuh di bawah badannya.
“Angel emut yah kontolnya” ujarku. Ku jilati dan
ku emut penis panjangnya itu sekian lama
hingga “Croooot” benih kudanya menyemprot
lagi ke mulut dan badanku.
“Gimana? enak yah rasanya disepongin Angel
tiap malam?? Enak dong pastinya… hihihi”
ujarku tertawa cekikikan. Kemudian ku
bersihkan penisnya yang baru saja muncrat itu
dengan mulutku sambil menelan sisa-sisa
sperma yang masih menempel di ujung
penisnya.
“Hehe, ternyata kamu toh orangnya” Degh, aku
terkejut. Yang ku takuti terjadi juga. Di sebelah
sana berdiri Pak Maun, pemilik peternakan ini.
Mati aku. Habis sudah. Tidak ada alasan yang
bisa ku gunakan untuk menyangkalnya saat ini.
Aku tertangkap basah kedapatan sedang
mengulum penis kuda.
“Ternyata memang ada yang nguras peju tuh
kuda… Nggak nyangka kalau ternyata itu kamu,
ada juga yah cewek cakep berbuat macam ini,
hehehe…” ujarnya lagi.
“Oi oi oi, ngomong dong… jangan diam gitu.
Mau fotomu Bapak sebar ke teman-temanmu?”
katanya sambil menunjukan ponselnya. Duh, dia
ternyata juga mengambil gambarku. Selesai
sudah.
“Pak.. tolong… jangan beri tahu mereka”
ucapku memelas. Aku harap dia mau berbaik
hati tidak berbuat macam-macam dan
membiarkanku pergi.
“Hahaha… Oke, tapi… tidak gratis dong
tentunya” katanya dengan senyum licik. Aku
bisa menebak maksud ucapannya itu. Sialan
nih tua bangka, dia mau mengambil untung dari
keadaan ini. Tapi ya sudahlah, dari pada dia
menyebarkannya ke teman-temanku, ku turuti
saja dulu apa kemauannya.
“Jadi, nama kamu Angel kan?”
“I-iya Pak…”
“Hahaha… Gimana rasa peju tuh kuda? Enak?”
tanyanya. Aku diam saja, malu rasanya
mengakui perbuatanku ini di hadapannya.
“Oi… jawab kalau saya tanya!!” bentaknya.
“I-iya Pak… e-enak..” jawabku akhirnya karena
terkejut.
“Hahaha… Nah… kalau gitu Bapak mau lihat
kamu ngentot. Bapak penasaran ngelihat cewek
cakep kaya kamu dientot kuda… hakhakhak”
suruhnya dengan tawa busuknya. Enak banget
dia ngomong, lagian aku belum sampai
melakukan itu sebelumnya.
“Kenapa diam? Ayo sana ngentot!!” bentaknya.
“Angel belum pernah Pak… Cuma jilat-jilatin aja
kok selama ini” jawabku.
“Ah, masa dari kemarin cuma jilatin kontol
doang. Kalau begitu ayo sekarang kamu coba…
ayo.. saya mau lihat,” katanya. “Ayo cepat!!!”
bentaknya lagi membuat aku terkejut. Dengan
langkah terburu-buru ku dekati salah satu kuda
kemudian mengelus-ngelus badannya.
“Ayo… yang nakal ngentotnya, kasih Bapak
pertunjukan yang mantap kalau gak mau Bapak
laporkan ke teman-temanmu, hehehe” ujarnya.
Dasar pria tua busuk, tapi apa dayaku, kuturuti
saja kemauannya itu. Aku lalu memasang
wajah nakal tersenyum pada pria itu sambil
mengelus-ngelus tubuh si kuda. Kemudian
duduk bersimpuh di bawah badan kuda ini dan
mulai memegangi kemaluannya yang belum
tegang.
“Hei!! Minta izin dulu sama yang punya kuda!!
Ayo… yang nakal!!” bentaknya lagi. Dasar,
mintanya pelan-pelan aja napa sih, pake teriak-
teriak mulu.
“Nggg… Pak, boleh saya jilatin kontol kudanya?
Angel mau ngentot nih sama kuda bapak..
boleh yah Pak? please... Angel udah gak tahan
nih pengen ngentot” ucapku memohon dengan
wajah dan gaya bicara yang nakal.
“Bagus, oke… silahkan, hakhakhak”
“Makasih Pak… Bapak baik deh.. Angel bakal
kasih liat adegan ngentot yang hot deh
pokoknya ke Bapak, hihihi…” balasku se-bitchy
mungkin. Tidak pernah aku melakukan hal
seperti ini di depan orang lain sebelumnya,
sungguh memalukan, tapi ya sudahlah. Aku lalu
menjilati dan mengocok kontol kuda ini sampai
penisnya tegang maksimal.
“Gimana? Enak tuh kontol?” tanyanya melihat
aku keenakan mengulum kontol kuda. Aku
sampai kelupaan kalau aku dalam keadaan
terpojok saat ini.
“Banget…” jawabku dengan senyum manis. Ku
lanjutkan lagi mengulum kontol kuda ini.
Dengan mulut penuh penis, sesekali aku
menoleh dan berusaha tersenyum ke arah Pak
Maun hingga akhirnya ia menghentikan
aktifitasku itu.
“Oke cukup, sekarang ayo coba kamu masukin
tuh kontol ke memek kamu…” suruhnya. Aku
lalu bangkit dan mencoba mencari posisi yang
bagus. Tapi aku bingung harus bagaimana.
“Pak bantuin dong…” ucapku manja.
“Hehe, ya udah, sini kamu berbaring di kursi”
katanya menyuruhku berbaring di kursi kayu
panjang di dekatnya. Dengan patuh aku
menurutinya dan berbaring telentang di kursi
ini. Ia lalu menarik kuda itu dan
memposisikannya agar berada di atas tubuhku.
Sekarang penis kuda yang super panjang dan
gede ini berada tepat di depan vaginaku. Aku
lalu mencoba mendekatkan memekku ke arah
kontol kuda ini dibantu Pak Maun. Tidak mudah
tentunya karena ukuran penisnya yang luar
biasa besar.
“Susah Pak… gak masuk-masuk… gimana
dong?” ujarku merengek kecewa. Ya, aku betul-
betul kecewa karena aku memang ingin penis
kuda itu masuk ke memekku sekarang.
“Sepertinya harus dikasih pemanasan dulu deh
memeknya, hehehe” seringainya mesum.
“Pemanasan? pemanasan gimana Pak?”
tanyaku pura-pura tidak tahu isi pikiran
kotornya itu. Ia lalu menyuruhku bangkit, ia juga
kemudian membuka celananya hingga
memperlihatkan penis hitamnya yang sudah
tegang. Benar dugaanku, dia ingin menikmati
tubuhku!!
“Gak apa kan kalau saya bantu panasin?
Hehe…” ujarnya mesum. Yah… aku juga tidak
bisa berbuat banyak sekarang, mau tidak mau
aku terpaksa mengikuti kemauannya ini.
Akupun mengangguk setuju, memperbolehkan
pria kampung tua ini menggenjot lubang
kenikmatan milik gadis kuliahan yang cantik
dan putih mulus ini di kandang kuda.
“Gitu dong… hakhakhak….” ujarnya tertawa
menang. Sumpah deh, mendengar suara
tertawaannya itu bikin aku kesal, sialan banget.
Ia lalu menyuruhku menungging di lantai,
sepertinya ia akan menyetubuhiku dari belakang
dengan gaya anjing. Penisnya masuk perlahan
ke vaginaku. Tubuhku dan tubuh pria tua
kampung ini kini menyatu dalam
persenggamaan. Akhirnya ada penis manusia
lagi yang masuk ke memekku ini.
“Padahal tubuhnya bagus dan putih mulus gini,
memeknya sempit lagi… tapi lebih suka kontol
binatang… edan!! Hakhakhak…” komentarnya
saat asik menyetubuhiku sambil tangannya
keenakan meraba dan meremas bokongku dari
belakang. Aku hanya tersenyum kecut
mendengarnya.
“Ayo, sambil diemut dong kontol kudanya…”
suruhnya kemudian.
Ku turuti perintanya, sekarang aku sedang
digenjot oleh pria tua ini sambil mulut dan
tanganku sibuk mengulum dan mengocok
kontol kuda yang ada di depanku.
“Pak, jangan.. ngh.. kencang-kencang… sakit…”
rintihku. Dia ternyata brutal amat
menyetubuhiku. Hentakan pinggulnya yang
kasar membuat kontol kuda yang ada di
mulutku masuk semakin dalam. Berkali-kali aku
tersedak dibuatnya.
Akhirnya setelah sekian lama menggenjotku, ku
rasakan kontolnya mulai berdenyut-denyut di
memekku. Gawat, aku lupa kalau kali ini penis
manusia yang sedang mengentoti vaginaku,
bisa hamil ntar aku kalau dia tumpahin pejunya
di dalam.
“Cabut Pak!! jangan keluarin di-”
“Crooottt… croooot”
“…dalam” Ahhhhh…. terlambat. Salahku juga sih
gak ngingetin dia dari tadi agar gak muncrat di
dalam. Ia lalu mencabut penisnya, menepuk-
nepuk batangnya sambil menyeka ujung
penisnya yang terdapat sisa pejunya itu di
pantatku. Ia pun duduk dengan tampang
kepuasan di kursi.
Aku menatap kesal ke arahnya. Sialan banget
nih tua bangka. Kalau aku hamil gimana coba?
Masa aku harus punya anak dari seorang pria
tua kampung sih?
“Kenapa? Gak suka yah Bapak muncrat di
dalam? Ntar bapak jadi horni lagi lho ditatap
seperti itu.. hakhakhak…” katanya membalas
tatapanku.
“Kalau Angel hamil gimana Pak?” kataku sambil
bangkit berdiri dengan tetap memasang muka
masam.
“Ya kamu tinggal di sini aja jadi istri bapak,
hehehe” ujarnya santai. Maunya. Seenaknya
aja kalau ngomong.
“Ayo, sekarang kamu ngentot sama tuh kuda,
udah cukup longgar tuh memek pastinya”
suruhnya lagi.
Aku lalu kembali berbaring di kursi kayu tadi.
Pak Maun lalu memposisikan penis kuda itu di
depan vaginaku. Dengan sedikit usaha dan
berkali-kali mencoba, akhirnya “jleb,” kontol
kuda itu masuk juga ke dalam memekku.
“Ngmmhhhh… duh…” rintihku kesakitan karena
ukuran penisnya yang besar.
“Sakit yah?” tanyanya sok perhatian, ku balas
dengan menggelengkan kepala sambil
tersenyum manis padanya.
“Gak papa Pak, lanjut aja” pintaku karena
memang tidak sabaran lagi disetubuhi kuda, aku
juga sudah sangat horni sekarang.
Sedikit demi sedikit kontol kuda itu masuk ke
dalam vaginaku. Hingga ku rasakan ujung
kontolnya itu mentok di ujung rahimku. Sungguh
sesak rasanya bagian bawah tubuhku ini.
Lama- kelamaan aku juga merasa semakin
nikmat. Aku bahkan berusaha menggoyangkan
tubuhku ke atas dan ke bawah berusaha
membantu kontol kuda ini agar mengobok-obok
memekku. Melihat aku yang sudah menguasai
keadaan, Pak Maun lalu mundur menjauh, ia
kini hanya menonton diriku yang sedang
disetubuhi oleh kudanya ini.
Semakin lama adukan kontol kuda ini semakin
cepat. Aku sampai berteriak kencang-kencang
karena kena genjot kuda ini. Bagaimana tidak,
ukurannya itu lho, gede.. yang pastinya nikmat
banget. Apalagi aku melakukannya sambil
disaksikan oleh orang lain begini, sensasinya
sungguh luar biasa.
“Ahhhh… Iyaaaaa… terussss!!! entotin Angel!!!
Nggmmhhh…. Yang kencaaaang... Ahhh..
kontoooolll!!” Racauku semakin menjadi-jadi
disertai orgasme yang luar biasa hebat, aku
tidak peduli lagi bila teriakanku ini bakal
terdengar oleh orang-orang sekampung.
Ku lihat di sebelah sana Pak Maun mengocok
penisnya sendiri sambil menyaksikan aku yang
bersenggama hebat dengan kudanya. Sebuah
pemandangan persenggamaan yang panas
antara kuda jantan dan seorang gadis kuliahan
yang cantik. Apalagi tubuhku sudah basah
bermandikan keringat, yang tentunya makin
menambah kesan seksi dan liar.
Aku lalu tersenyum manis pada Pak Maun,
menandakan kalau aku memang tanpa paksaan
merelakan vaginaku digenjot oleh kudanya ini.
Ku tunjukkan ekspresi-ekspresi wajahku yang
sange kenikmatan pada Pak Maun selama aku
digenjot, bahkan mengedipkan mataku dengan
nakal ke arahnya. Melihat tingkahku ini
membuat dia tidak tahan dan “Croooot,” Pak
Maun muncrat lagi di sana.
“Hehehe, luar biasa kamu ngentotnya, bapak
sampai ngecrot gini” ujarnya memuji aksiku,
aku malah tambah bergairah mendengar
pujiannya itu.
“Ngmmh… makasih Pak… uhh” jawabku sambil
tersenyum manis di sela-sela genjotan si kuda.
Cukup lama juga aku disetubuhi oleh kuda ini,
selama itu juga aku sudah meraih berkali-kali
orgasme. Hingga akhirnya tiba waktunya
kontolnya itu untuk memuntahkan benihnya ke
dalam memekku.
“Croooottttttttttzzzz” sungguh banyak dan
deras sekali, bahkan sampai meluber kemana-
mana dan tumpah ke lantai. Saat dia ejakulasi
aku lagi-lagi orgasme untuk kesekian kalinya.
Rahimku kini penuh dengan peju kuda. Aku
harap sperma kuda yang banyak ini bisa
membunuh spermanya Pak Maun tadi.
Tubuhku betul-betul merasa lemas sekarang,
tulangku rasanya mau copot semua. Pak Maun
sepertinya mengerti dan menyuruhku
beristirahat.
“Sini duduk dulu... Nih minum, pasti capek
kan?” tawarnya memberikan ku segelas air.
“Nghh.. iya, makasih pak” ujarku tersenyuman
manis dengan nafas masih ngos-ngosan
menerima air darinya. Langsung saja ku
habiskan air itu.
“Selain kuda kamu pasti juga pernah ngentot
dengan yang lain juga kan?” tanyanya ingin
tahu.
“Iya Pak, sama anjing di rumahnya Angel, dua
ekor” jawabku terus terang, gak ada yang perlu
disembunyikan lagi sekarang.
“Hahaha.. ternyata kamu lacur banget yah…
gak nyangka bapak kalau cewek cantik seperti
kamu malah ngasih memeknya ke hewan-
hewan” ujarnya, aku hanya tersenyum kecil
mendengar ucapannya yang sebenarnya
melecehkan itu. Tapi memang begitulah
kenyataannya. Aku sudah seperti pelacurnya
para binatang.
“Tapi Bapak janji kan gak bakal ngasih tahu
teman-teman Angel?” tanyaku memastikan
janjinya tadi.
“Oke, tenang saja”
“Ya udah Pak, Angel mau balik dulu…” kataku
bangkit dari tempat duduk.
“Loh? Udah mau balik saja? masih banyak tuh
kuda-kuda yang lain, hehehe”
“Angel udah capek nih Pak, gak kuat lagi”
“Hahaha, ya sudah… terserah kamu, sana pakai
baju kamu dan balik”
“Nngg… Angel gak bawa baju Pak…”
“Hah? Kamu telanjang bulat ke sini?” tanyanya
terkejut. Aku hanya mengangguk kecil sambil
senyum-senyum.
“Hahaha, betul-betul lacur… Ya sudah balik
sana… Tapi besok malam ke sini lagi yah…
hehehe… Bapak buatin jamu nanti biar gak
cepat capek”
“Iya Pak… Angel balik dulu yah Pak” kataku
pamit, dia hanya mengangguk. Dengan tubuh
telanjang bulat aku lalu berlari menuju
pondokan. Aku tidak percaya dengan apa yang
baru saja ku lalui malam ini, akhirnya aku
ngentot dengan kuda. Sherly pasti iri nih sama
aku, hihihi. Esoknya, akupun mengabari Sherly
tentang apa yang terjadi tadi malam.
“…Sher, kamu tahu nggak?”
“Apa kak?”
“Kakak semalam ngerasain ngentot dengan
kuda lho… hihihi”
“Hah?? Ih… kak Angel curang ih gak ngajak-
ngajak…” rengeknya manja.
“Hihihi, kapan-kapan kakak ajak deh kamu ke
sini, tenang aja deh…”
“Janji yah kak…”
“Iya…”
“Gimana kak rasanya, gimana?” tanyanya
antusias.
“Enak deh pokoknya, gede banget…”
“Nggghhh… pengeeeen…..” ujar Sherly manja.
“Kapan-kapan yah sayang… hihihi”
~~~
Sejak malam itu, aku selalu di suruh ke
tempatnya Pak Maun setiap malam.
Sebenarnya tanpa di suruhpun aku pasti akan
kembali lagi ke sana. Aku jadi ketagihan sih
dientotin kuda, hehe. Aku juga masih tetap
tidak mengenakan apa-apa di tubuhku saat
berangkat dari sini menuju ke tempatnya Pak
Maun, karena rasanya sensasional banget.
Dengan bantuan jamu yang diberikan Pak
Maun, aku kini bisa berkali-kali bersetubuh
dengan kuda-kuda disana. Kadang Pak Maun
juga ikut-ikutan mengentotiku, tapi ia lebih suka
hanya duduk saja memperhatikan. Sepertinya ia
sangat suka melihat gadis cantik sepertiku
disetubuhi oleh hewan-hewan peliharaannya,
senang sekali dia mendengar aku yang merintih
manja dan menjerit-jerit kenikmatan disetubuhi
oleh mereka. Aku bahkan dengan senang hati
mengiyakan saat ia memintaku untuk ngentot
dengan anjing-anjingnya Pak Maun yang
berjumlah lima ekor itu. Untung saja sampai
sekarang Pak Maun memegang janjinya untuk
tidak bicara macam-macam pada teman-
temanku.
Hmm… Baru dua minggu aku KKN, dan masih
sekitar sebulan lagi aku berada di sini. Aku
penasaran apa yang akan terjadi hari-hari
selanjutnya…
***

0 Response to "Cerita Dewasa : Beauty And The Beast 3"

Posting Komentar