Cerita Dewasa : Anakku Pemuas Nafsuku (2)

Secepat kilat aku langsung keluar dari rumah
Dina agar tidak ketahuan. Setibanya di rumah
aku langsung menceritakan hal ini kepada Mbak
Yanti. Anehnya ia sama sekali tidak kaget
dengan apa yang aku ceritakan. Ternyata Darma
pernah mengungkapkan kepada Mbak Yanti
kalau ia suka kepada Dina. Mbak Yanti juga
menyadari kalau belakangan ini hubungan
keduanya semakin erat. Setiap pulang sekolah
Dina sering mampir ke rumah untuk sekedar
bermain atau mengerjakan tugas bersama.
Terkadang Darma yang berkunjung
ke rumah Dina. Tapi Mbak Yanti tak menyangka
kalau hubungan keduanya sudah melebihi batas.
Aku pun meminta saran kepada Mbak Yanti
tentang masalah ini. Ia malah mengatakan agar
memakluminya. Bagaimana aku bisa
memakluminya disaat perilaku Darma sudah
membuat aku naik pitam dan aku tak segan
untuk menghajarnya. Hatiku sudah terlanjur
sakit dan diriku rasanya malu karena gagal
membimbing Darma. Aku hanya tidak ingin
keduanya terlibat masalah terlebih lagi keduanya
masih berusia sangat muda dan belum 17
tahun. Bagaimana kalau keduanya benar –
benar berhubungan badan suatu saat nanti. Bisa
– bisa keduanya terjangkit virus HIV atau terjadi
kehamilan di luar nikah. Apalagi Darma sudah
pernah berhubungan badan dengan Mbak Yanti
dan sekarang ia tengah menjajaki percobaan
berhubungan badan dengan Dina. Dengan ngos
– ngosan Darma pun tiba di rumah. Aku yang
sudah terlanjur emosi langsung meluapkannya.
“Dari mana kamu ???!!!” Tanyaku dengan nada
membentak.
“Dari rumah Dina Mah” jawab Darma yang
langsung tertunduk.
“Ngapain kamu di sana ???!!!” tanyaku lagi.
“Cuma main sama temen – temen aja di sana
Mah” jawabnya dengan nada bergetar.
“Dasar anak pembohong !!!!”
PLAAAKKKKKK sebuah tamparan keras
mendarat di pipi kanan anakku. Ia terkejut dan
terjatuh di atas lantai karena tamparanku yang
begitu kuat. Pipinya terlihat merah padam dan
ada sedikit darah yang keluar dari mulutnya.
Darma pun menangis sekuat mungkin dan Mbak
Yanti langsung memeluknya.
“Kamu tidak sepantasnya melakukan ini Julita”
kata Mbak Yanti memarahiku.
“Kelakuannya sudah melampaui batas Mbak.
Aku hanya tidak ingin Darma melakukan ini
terlalu jauh” jawabku mencoba membela diri.
“Iya tapi kamu tidak perlu menamparnya. Dia
masih kecil dan kamu masih bisa
menasehatinya secara baik – baik” ujar Mbak
Yanti.
Mbak Yanti membawa Darma menuju kamarnya.
Ia berteriak sekencang – kencangnya dan aku
jadi merasa bersalah dengannya. Tapi aku sudah
terlanjur emosi melihat perilakunya. Aku jadi ikut
bersedih akan cobaan hidup yang kembali
melanda diriku. Aku tahu caraku tadi salah dan
maksudku hanya untuk agar ia sadar akan
perilakunya. It’s Ok bila ia hanya melakukan
persetubuhan itu dengan Mbak Yanti. Tapi bila
ia melakukannya dengan orang lain itu akan
lebih beresiko. Aku tidak ingin Darma menjadi
anak yang berandal saat ia sudah dewasa nanti.
Aku pun masuk ke kamar Darma. Aku melihat
Mbak Yanti terus memeluk Darma sambil
berbaring di kasurnya. Mbak Yanti mencoba
untuk menenangkannya. Aku pun ikut berbaring
di atas kasur dengan posisi Darma berada di
tengah – tengah aku dan Mbak Yanti. Aku ikut
memeluk Darma sambil memeluknya. Aku
seharusnya tidak menamparnya karena ia adalah
anakku meski bukan darah dagingku. Darma pun
berbalik memelukku. Ia mengatakan permintaan
maaf dan menyesal atas perbuatannya tadi. Ia
berusaha menjelaskan kalau ia benar – benar
cinta kepada Dina dan begitu juga dengan Dina
yang juga mencintai Darma. Keduanya
melakukannya atas dasar suka sama suka dan
hanya sekedar melakukan petting dan tidak akan
berani berbuat lebih. Aku coba menasehatinya
meskipun hanya sekedar petting tapi kalau
sudah terjadi accident siapa yang tahu. Nafsu
tidak akan bisa dilawan. Aku juga menasehati
kalau cinta anak SMP hanya sekedar cinta
monyet. Jarang kisah cinta itu bertahan lama
hingga mereka
dewasa nanti.
“Kalau kamu melakukannya dengan Bunda,
Mamah masih memakluminya” kataku mencoba
memberikan pengertian kepadanya.
“Jadi Mamah udah tahu selama ini ???”
tanyanya dan aku hanya mengangguk pelan.
Kami bertiga pun terdiam sejenak sambil
merangkul Darma dengan sisa – sisa tangisnya
yang masih terisak. Tiba – tiba tangan Darma
bergerak meraba kedua payudaranya. Aku kaget
namun ntah kenapa aku tidak marah. Mbak
Yanti yang melihat hal tersebut hanya tersenyum
dan mengangguk kepadaku sebagai pertanda
agar aku mengizinkannya meraba tubuhku.
Dadaku berdetak dengan begitu kencang karena
sudah lama tubuhku tidak ada yang menjamah.
Dengan lembutnya ia meremas payudaraku dan
menjepit kedua putingku dari luar bajuku. Ia
seakan sudah hapal dimana letak putingku
meski ia belum membuka bajuku.
“Mah…” panggil Darma dengan nada lirih.
“Iya sayang” jawabku sambil mengelus
rambutnya. Matanya berlinang dan seakan
menyimpan sejuta arti.
“Makasih ya Mamah udah mau menjadi orang
tua aku” kata Darma. Hatiku langsung tersentuh.
Ini adalah kali pertama Darma mengucapkan
terima kasih atas semua jasaku selama ini. Ia
sudah tahu kalau bukanlah orang tua
kandungnya dan ia sama sekali tidak
mempermasalahkannya. Aku benar – benar
bangga memiliki anak sepertinya meski
perilakunya membuat aku sakit hati.
Bagaimanapun juga ia tetap anak yang sangat
aku cintai.
Tiba – tiba Darma mengecup bibirku dengan
lembut. Aku merasa diriku sebagai wanita
kembali lagi setelah hilang akibat perceraian
dulu. Aku membiarkan Darma menjelejah
lidahnya di atas bibirku yang masih tertutup.
“Aku cinta sama Mamah” ucap Darma.
“Mamah juga cinta sama kamu sayang” jawabku
yang secara refleks membalas ciumannya.
Kami berciuman mesra sambil memejamkan
mata. Aku seperti bermimpi merasakan gairah
ini kembali muncul. Tangah Darma bergeriliya ke
belakang tubuhku. Ia mengelus punggungku dan
terus turun hingga ia meremas pantatku.
Ciuman kami pun berubah menjadi lumatan.
Darma begitu agresif melumat bibirku dengan
lidahnya yang terus menari di dalam mulutku.
Aku pun tak mau kalah dengan membalas
permainan lidahnya. Ia menghisap lidahku yang
membuat aku merintih. Nafsuku sudah sampai
diubun – ubun dan aku sudah melupakan
dengan semua janji – janjiku dulu yang tidak
akan menyerahkan tubuhku ini kepada Darma.
“Mah, boleh aku lihat nenen Mamah ???” tanya
Darma sambil menunjuk ke arah payudaraku.
“Boleh sayang. Tapi kamu bukain ya baju
Mamah” kataku dengan manjanya.
Darma tersenyum bahagia. Aku melihat Mbak
Yanti yang terus memperhatikan permainan kami
di samping kami. Dengan terburu – buru Darma
melepaskan kaosku. Matanya berbinar kala
melihat payudaraku yang tertutup BH favoritku
yang berwarna ungu. Ia mengelus kulit
payudaraku dengan telunjuknya. Lalu ia
membuka cup BH ku dan kedua payudaraku pun
terbuka dengan bebas. Aku sangat bangga
dengan ukuran payudaraku yang berukuran 36A.
Bentuknya masih padat dan kenyal meski usiaku
sudah tak lagi muda. Apalagi aku belum pernah
menyusui sehingga bentuknya masih kencang
dengan puting yang menggemaskan. Darma
menjepit kedua putingku dengan telunjuk dan
jempolnya dan kemudian memilinnya. Aku pun
mendesah dan tubuhku langsung bergetar. Aku
bisa merasakan kedua putingku yang langsung
mengeras. Darma yang sudah bernafsu pun
bertindak dengan beringas. Ia meremas kedua
payudaraku dengan kasarnya hingga terasa
sakit. Namun aku tetap membiarkannya karena
justru perlakuan kasarnya membuat nafsuku
semakin meningkat.
“Jangan cuma diremas sayang. Isap juga
pentilnya dong” Kataku dengan nakalnya.
Dengan sekali HAAAPPPP puting payudaraku
pun masuk ke dalam mulutnya yang hangat.
Hisapannya begitu kuat hingga dadaku ikut
terangkat dan aku benar – benar kelonjotan
merasakan nikmatnya.
“Kamu suka ya sama nenen Mamah. Sampai
kuat banget kamu hisapnya” kataku.
“Sakit ya Mah ??? Dari dulu aku pengen hisap
nenen Mamah” jawab Darma sambil terus
menjilati kedua putingku.
“Malah Mamah suka banget. Lanjut lagi deh”
kataku.
Aku menarik kepala Darma untuk kembali
bermain dengan kedua payudaraku. Aku melirik
ke samping dan melihat Mbak Yanti yang sudah
ikut terbakar nafsu. Ia meremas sendiri kedua
payudaranya yang sudah terbuka itu sambil
melihat Darma yang tengah menikmati kedua
payudaraku. Mbak Yanti bahkan menjilati sendiri
kedua payudaranya yang besar namun sudah
tampak menurun dengan puting yang berukuran
besar dan bulat. Aku jadi semakin horni melihat
tingkah Mbak Yanti. Puas bermain dengan
kedua payudaraku, Darma pun dengan cekatan
berusaha untuk membuka jelana jeans ku yang
setinggi lutut.
“Kamu mau apa ???” tanyaku berusaha
memancing gairahnya.
“Mau lihat memek Mamah” jawabnya dengan
malu – malu.
“Memang Mamah kasih ???” Darma pun terdiam.
Aku tertawa dalam hati karena berhasil
memancing gairahnya.
Ia pun kembali memainkan kedua payudaranya.
Terlihat raut wajah kecewa karena aku
melarangnya untuk membuka celanaku. Giliran
aku yang ingin bermain dengannya. Aku meraba
selangkangannya yang membuat ia menatapku
tajam. Aku hanya tersenyum sambil tanganku
menerobos masuk ke dalam celana pendeknya
yang terbuat dari bahan kain itu. Aku bisa
merasakan betapa kerasanya kontol Darma. Aku
meremasnya dengan sedikit kuat yang
membuatnya meringis kesakitan. Aku benar –
benar gemes dan sangat suka dengan kontol
yang keras. Ia berinisiatif sendiri untuk
membuka celananya dan menampakkan
kontolnya yang sudah ereksi itu tepat di atas
wajahku. Nafasku semakin memburu melihat
kontol Darma dari jarak dekat. Kontolnya begitu
kekar dengan urat – urat yang menonjol di
batangnya. Bulu – bulu jembutnya yang tipis itu
tampak begitu menggodaku. Aku meraba
kontolnya dengan lembut dan halus. Aku
merasakan kontolnya berkedut kencang dan
cairan pelumasnya perlahan keluar. Tiba – tiba
Mbak Yanti datang dan ikut mengelus kontol
Darma. Sepertinya ia juga tidak tahan melihat
kontol Darma karena selama ini ia memang
tergila – gila akan kontol Darma. Kami
mengocok kontol Darma secara bersamaan.
Tangan kami juga berkantian memainkan biji
pelir Darma yang menggantung itu.
“Bunda sana dulu dong. Biarin Mamah dulu yang
nyicipin kontol aku” kata Darma menyuruh Mbak
Yanti untuk tidak ikutan mengelus kontolnya.
“Eeehhh jangan gitu dong Darma. Kasihan dong
Bunda yang juga pengen sama kontol kamu”
kataku yang jadi tidak enak kepada Mbak Yanti.
“Tapi aku pengennya Mamah yang hari ini
nikmatin kontol Aku” ujar Darma.
“Iya deh Bunda ngalah. Tapi Bunda boleh kan
liat kalian main” pinta Mbak Yanti.
Darma hanya mengangguk tanda setuju. Darma
naik ke atas tubuhku dan mengarahkan
kontolnya ke mulutku. Ia menggesek kontolnya
di atas bibirku hingga cairan pelumasnya
belepotan di bibirku. Aku menjilatinya dengan
lidahku dan rasanya sungguh asin. Aku
membuka mulutku dan tanpa menunggu lama
Darma langsung memasukkan kontolnya ke
dalam mulutku yang hangat. Rasanya mulutku
penuh sesak oleh kontol Darma yang besar itu.
Aku menghisap kontolnya dan rasanya sungguh
nikmat. Batang kontolnya begitu keras dan
membuat lidahku tak henti – hentinya
menjilatinya.
“Sepongan Mamah lebih enak dari Bunda” kata
Darma yang membuat Mbak Yanti terbahak –
bahak.
Aku ikut tertawa dengan mulutku yang masih
disumpal oleh Darma. Kontol ini adalah kontol
idamanku. Bahkan kontol mantan suamiku masih
kalah dengannya. Terlebih lagi usianya yang
masih muda tapi sudah punya kontol sehebat
ini. Darma pun menggerakkan pantatnya maju
mundur hingga kontolnya keluar masuk di dalam
mulutku. Kontolnya terasa mentok di rongga
mulutku hingga membuatku tersedak. Tapi hal
itu tidak membuatku berhenti dan aku
melakukan deep throat yang merupakan kali
pertama yang dirasakan Darma.
“Aduh Mah kontolku kok enak banget gini” kata
Darma merasakan kontolnya masuk semakin
dalam ke mulutku.
Aku pun mengeluarkan kontolnya hingga
tersedak dan nyaris muntah. Air liurku
bertumpahan ke atas tubuhku. Lalu Darma
menyerbu kembali bibirku dengan bibirnya. Ia
menjilati seluruh air liurku yang belepotan di
mulutku. Nafsu seks benar – benar bisa
mengalahkan akal sehat seseorang.
“Mah, boleh ya aku lihat memek Mamah” rayu
Darma. Tapi aku masih belum mengizinkannya
karena masih ingin memancing gairahnya.
“Memang buat apa kamu lihat memek
Mamah ??? Kan kamu dah sering lihat memek
Bunda” jawabku yang membuatnya semakin
kecewa.
“Aku pengen…eeeuuhhh…pengen….” katanya
terbata – bata.
“Pengen apa ??? Yang jelas donk” kataku meski
aku sudah tahu apa maksud dari perkataannya.
“Pengen jilat dan entot memek Mamah”
jawabnya dengan jujur.
Aku menyuruh Darma untuk berbaring. Aku
berdiri di atas tubuhnya dan dengan gerakan
erotis aku membuka celanaku. Aku berdiri
membelakanginya dan menurunkan celanaku
sambil membungkuk. Aku menurunkannya
secara perlahan seperti para penori erotis yang
ingin memancing nafsu penontonnya. Saat
celanaku terbuka, aku menari sambil
menggoyangkan pantatku seperti penyanyi
dangdut yang sedang bergoyang erotis. Aku
menoleh ke belakang dan melihat wajah Darma
yang kaku dengan mulut terbuka. Lalu aku
menurunkan celana dalamku dengan perlahan
pula. Aku melepas celana dalamku dan
melemparkannya tepat mengenai wajah Darma.
Ia menyambutnya dan mencium celana
dalamku. Aku semakin bergairah ketika ia
melakukan itu. Lalu aku membungkuk dan
membuka belahan pantatku dan memamerkan
belahan memekku kepada Darma. Tangannya
pun mulai bergerak dan menyentuh bibir
memekku.
“Kamu udah lihat Memek Mamah kan. Udah ya
Mamah tutup lagi” kataku.
“Jangan Mah. Sini Mah biar aku jilat memek
Mamah” suruh Darma.
Aku pun berbalik dan berjongkok tepat di atas
wajahnya. Aku merasakan lidahnya yang mulai
menari menjilati seluruh isi memekku. Aku
merasakan sensasi nikmat yang sudah lama
tidak aku rasakan. Lidah Darma menerobos
masuk ke dalam lubang memekku. Ia
menggelitik di dalam lubang memekku yang
membuat aku keenakan.
“Sayang memek Mamah kamu apain…Kok enak
banget sayanggg” kataku sambil menggerakkan
pantatku maju dan mundur.
Darma meraih klitorisku dan ia langsung
menjilatinya. Kepalaku mendongak ke atas
karena kaget. Ini yang aku tunggu dari tadi. Aku
menyuruh Darma untuk terus menggelitik
klitorisku karena aku merasakan orgasmeku
akan segera tiba. Aku semakin cepat
menggerakkan pantatku dan akhirnya orgasmeku
pun tiba. Aku kini terduduk di atas wajah Darma
sambil terus menekan pantatku. Darma
memukul pantatku seakan ingin terus memeras
orgasmeku. Tubuhku rasanya lemas mendapati
orgasmeku yang sudah lama terpendam. Aku
pun ambruk di samping Darma dengan nafas
yang terus menderu.
“Enak kan Mah ???” tanya Darma sambil
menjilati putingku untuk membangkitkan
gairahku lagi.
“Enak banget sayang. Kamu apain sih itil
Mamah tadi sampai Mamah keluar enak banget”
kataku.
Darma yang masih belum apa – apa pun mulai
mengambil ancang – ancang untuk segera
ngeseks denganku. Ia melebarkan kedua pahaku
dan menggesek memekku dengan kontolnya.
“Siap – siap ya Mah. Aku sekarang akan
ngentot sama Mamah” kata Darma.
Aku hanya terdiam karena aku masih merasakan
sisa orgasmeku. Mendadaku aku menjepit
memekku karena merasakan adanya benda
keras dan besar berusaha menerobos masuk ke
dalam memekku yang sudah tiga tahun tidak
pernah digenjot. Darma berusaha memaksa
masuk hingga memekku terasa perih dan sakit.
“Pelan sayang. Mamah dah lama gak ngentot
nih. Aduh sakittttt !!!!” kataku.
Darma pun mendiamkan kontolnya yang sudah
setengah masuk. Dinding memekku terus
berkedut memijat kontol Darma. Lalu setelah
dirasa enak, Darma melanjutkan menusuk
memekku semakin dalam. Uhh rasanya sungguh
nikmat dan kurasakan kontol Darma mentok di
rahimku. Darma memelukku dan menggenjot ku
dengan perlahan. Aku merasakan bagaimana
batang kontol Darma bergesekkan dengan
dinding vaginaku. Aku hanya bisa melenguh
pelan. Lalu genjotan Darma semakin cepat dan
membuat memekku semakin bergairah. Kami
berciuman mesra. Darma semakin liar dengan
mengangkat sedikit pantatku dan
menggantungkan kedua kakiku di bahunya.
Dengan posisi ini memekku semakin
mencengkaram kuat kontol Darma dan membuat
aku tak kuasa menahan orgasme untuk kedua
kalinya. Aku memukul – mukul tangannku di
atas kasur karena tak kuasa menahan nikmat.
AKhirnya orgasmeku pun keluar dan Darma
menghentikan genjotannya. Rasanya tulangku
pada rontok semua dan kali ini benar – benar
nikmat.
“Sayang ini enak banget. Mamah senang kamu
entotin memek Mamah” kataku sambil
mengecup bibirnya.
“Kita ngentot lagi ya Mah. Kontolku masih gatel
nih pengen garuk memek Mamah” kata Darma.
Ia mencabut kontolnya dan menyuruhku untuk
mengambil posisi doggy style. Ini adalah posisi
favoritku dan aku sangat senang dengan
inisiatifnya. Aku melihat Mbak Yanti yang sudah
terbakar nafsu tengah bermasturbasi sambil
menggosok memeknya. Aku tidak menyadari
kalau saat ini ia sudah telanjang bulat. Matanya
tak mau lepas dari kontol Darma dan juga
tubuhku. Kali ini hanya dengan sekali tusuk
kontol Darma langsung amblas. Ia kembali
menggenjotku dengan nikmat.
“Ooohhhh Baby…Entot Mamah yang kuat
sayang…uuuuhhhh manjakan memek Mamah
sayang” kataku dengan ikut menggerakkan
pantatku.
Darma pun menghentikan gerakannya dan kini
giliran aku yang menggenjot kontolnya maju dan
mundur. Aku melihat ke arah cermin yang ada di
sampingku. Aku melihat diriku yang sedang
menggenjot kontol anakku. Aku melihat diriku
seperti lonte yang dengan wajah mesum karena
tak kuasa merasakan kehebatan kontol anakku.
Tiba – tiba aku merasakan ada mulut yang
tengah menghisap putingku. Aku kaget kala
mengetahui itu adalah Mbak Yanti yang
menghisap payudaraku dengan begitu nikmat.
Ntah kenapa aku tidak berusaha untuk
menghindar dan malah menikmatinya. Aku
pernah baca buku tentang seks dan bila wanita
sudah begitu bernafsu, maka mereka tidak akan
segan untuk berubah menjadi biseksual. Apakah
ini yang dinamakan biseksual. Mbak Yanti
dengan penuh nafsu menghisap payudaraku
dengan posisiku yang masih doggy style
sehingga payudaraku menggantung dengan
indahnya. Tangan Darma memukul pantatku
dengan kasar namun nikmat. Darma
mengangkat salah satu kakiku hingga posisiku
seperti anjing yang sedang pipis.
“Sayangg…kamu kok buat Mamah seperti anjing
gini sih…Uuhhhh entottt yang enak sayanggg”
desahku tak karuan.
Mbak Yanti tersenyum mendengar desahanku.
Aku merasa seperti seorang Ratu yang
mendapatkan kenikmatan seks secara bertubi –
tubi. Di dalam memekku terdapat kontol yang
terus menerus membuat memekku menjerit
keenakan. Sementara di bawah tubuhku ada
seorang wanita yang sedang menambah
gairahku dengan cara menghisap kedua
payudaraku dan aku sangat sensitif sekali.
Darma kembali meminta untuk berganti posisi.
Kini ia ingin posisi WOT. Ia pun berbaring dan
aku berjongkok di atas kontolnya dan langsung
memasukkan kontolnya dalam memekku. Ini
lebih nikmat dari posisi yang tadi. Aku bergerak
naik dan turun dengan cepat.
“Lihat kontol kamu keluar masuk di dalam
memek Mamah sayang…uuuuhhhh…oooohhhhh”
erangku.
Mbak Yanti pun bergerak ke belakangku. Ia
meremas kedua payudaraku secara kasar hingga
payudaraku berubah menjadi merah.
“Bunda hisap dong nenen Mamah” pinta Darma.
“Seperti ini….”
Mbak Yanti bergerak ke depan dan menjilati
putingku sambil melihat Darma. Hal itu
membuat Darma bergairah dan merasa senang.
Lalu Darma menahan pantatku dan gantian ia
yang menggenjot memekku dengan begitu
cepat.
“OOOHHHH….OOOHHHHH ENAAKKKK !!!!” jeritku
yang memenuhi seluruh isi kamar.
“Aku mau keluar Mah !!!!”
“Keluarin aja di dalam memek Mamah
sayang….MEMEEEKK SAYANGGG
KONTOOLLL !!!” jeritku semakin tak karuan
karena orgasmeku yang kembali tiba.
“KONTOOLLL JUGA SAYANGG MEMEKKKK”
balas anakku tak kalah vulgar.
Ia menekan pantatnya begitu dalam ke
memekku. Aku merasakan lahar panasnya
memenuhi seluruh memekku dan juga rahimku.
Sementara Mbak Yanti terus memanjakanku
sambil menarik putingku dengan kuat dan
memutarnya. Kali ini tenagaku benar – benar
habis dan aku ambruk di atas tubuh Darma.
Nafas kami saling memburu dan keringat
semakin banyak bercucuran. Inilah yang aku
rindukan selama ini. Ngeseks dengan kontol
besar dan mampu membuat aku orgasme berkali
– kali. Untuk beberapa saat kami bertiga
saling terdiam. Lalu Darma mengangkat wajahku
dan menyeka keringatku yang membasahi
keningku.
“Apa gak apa – apa aku keluar di dalam memek
Mamah ???” tanya Darma yang tampaknya
gelisah.
“Mamah kan gak bisa hamil. Itulah kenapa
Mamah mengadopsi kamu” kataku sambil
menyentil hidungnya yang mancung itu.
Kami bertiga pun tertawa terbahak – bahak.
Saat ini aku merasakan kebahagiaan yang begitu
besar. Aku merasa kehidupanku seperti hidup
kembali. Aku sudah lupa akan janji – janji ku
dulu. kini aku berharap hal ini akan terus
terulang dan aku siap dengan resiko yang akan
aku hadapi. Bagiku Darma sudah aku anggap
seperti suamiku yang akan selalu memenuhi
kebutuhan batinku.
“Aku boleh kan ngentot Mamah lagi ???” tanya
Darma dengan penasaran.
“Boleh kontolku sayang. Kapanpun kamu boleh
entot memek Mamah karena sekarang Mamah
adalah milik kamu sepenuhnya” jawabku dan
kami berpelukan dengan mesra.
Aku yakin Darma juga sangat senang karena ia
berhasil merasakan tubuhku yang sudah lama ia
inginkan. Sementara Mbak Yanti akan menjadi
partner sexku. Aku tak segan untuk berciuman
bibir dengannya karena seperti yang aku
katakan tadi kalau nafsu seks akan
mengalahkan seluruh akal sehat. Meski begitu
aku tetaplah wanita normal yang tetap suka
pada pria. Sementara rasa sukaku pada wanita
hanya akan terjadi saat ngeseks saja.
Semenjak kejadian itu di dalam hidupku hanya
ada seks. Tiap detik, tiap menit, tiap jam yang
ada dalam pikiranku hanya seks saja. Darma
benar – benar membuatku gila dan kesurupan.
Sehari saja aku tidak merasakan seks, tubuhku
rasanya bergetar dan aku merasakan gelisah
yang amat hebat. Aku seperti mati suri dan
kedinginan bila tak ada kehangatan yang
menutupi tubuhku. Kehidupan seks ku bersama
Darma semakin hari semakin mesra saja. Setiap
kali aku pulang bekerja ia akan menyambutku
dengan kontolnya
yang sudah ereksi dan siap untuk menggenjotku.
Begitu pula bila hari libur tiba dan kami akan
menghabiskan waktu seharian dengan bercinta
bersama dengan Mbak Yanti. Mbak Yanti
memang memiliki nafsu yang lebih besar dariku.
Ia lebih brutal dan lebih ganas ketimbang diriku.
Ia tidak segan untuk menjilati memekku bila
kami melakukan threesome. Sementara aku
masih malu – malu untuk melakukannya. Kami
juga memiliki aturan yang tidak boleh dilanggar
ketika sedang berada di dalam rumah. Yang
pertama kami dilarang berpakaian bila sedang
berada di dalam rumah sehingga seks kapanpun
bisa terjadi. Kecuali bila aku sedang menstruasi
aku diperbolehkan untuk mengenakan celana
dalam saja tanpa menutup bagian dadaku.
Nafsu Darma memang tidak bisa dibendung. Ia
akan menggenjotku dan Mbak Yanti dimanapun
kami berada dan apapun aktifitas kami. Kedua,
kami memiliki sapaan mesra yang begitu vulgar.
Aku memanggil Darma dengan sebutan si Kontol
dan ia memanggilku dengan sebutan si Memek
cabul. Sementara kami
memanggil Mbak Yanti dengan sebutan si
memek tembem karena memeknya cukup
tembem ketimbang milikku. Dan yang ketiga,
dilarang ada bulu jembut yang tumbuh di alat
vital kami. Sedikit aja ada bulu yang tumbuh
maka kami diwajibkan untuk segera
mencukurnya. Memang terihat aneh tapi itulah
kehidupanku sekarang dan aku sangat
menikmatinya.
Ketika itu adalah ulang tahun Darma yang ke –
14 tahun. Tak terasa ia sudah semakin beranjak
dewasa. Setiap hari aku semakin bangga
memilikinya. Ia adalah suamiku saat ini yang
akan selalu memuaskan nafsu batinku. Aku dan
Mbak Yanti berencana untuk memberikannya
kejutan di hari ulang tahunnya ini dan
melakukan pesta seks semalaman. Aku yakin ini
akan menjadi hal terhebat yang pernah aku
lakukan. kebetulan sehari sebelum ulang
tahunnya Darma sedang berada di luar kota
untuk mengikuti turnamen sepak bola dan ia
terpilih sebagai salah satu wakil dari sekolah
sepak bolanya. Kami mempersiapkan segala hal
yang dibutuhkan. Mbak Yanti sibuk melukis kata
– kata di sebuah kain putih dengan tulisan
“SELAMAT ULANG TAHUN KONTOL KU
TERSAYANG”. Aku jadi geli membacanya dan
membayangkan wajah Darma yang akan tersipu
malu ketika membacanya. Aku sudah
mempersiapkan sebuah kue tart berbentuk dua
payudara lengkap dengan putingnya yang berupa
buah strawberi. Aku tak sabar menunggu hari
esok dimana Darma akan kembali. pulang dan
merayakan hari ulang tahunnya. Ia pasti akan
terkejut dengan kue tart yang aku buat special
untuknya. Seharian untukku membuat kue
berbentuk payudara ini. Kemudian aku dan Mbak
Yanti menghias kamar ku yang akan menjadi
tempat berlangsungnya sex party tersebut. Aku
dan Mbak Yanti menempelkan seluruh pakaian
dalam kami
mulai dari BH dan celana dalam di dinding dan
membentuk beberapa diantaranya dengan
bentuk hati. Kamarku seperti ajang pameran
berbagai jenis pakaian dalam. Belum apa – apa
aku sudah bergairah dan aku ingin hari esok
cepat – cepat tiba.
Dan hari yang ditunggu – tunggu pun tiba. Jam
7 pagi nanti rencananya Darma sudah tiba di
rumah. Aku dan Mbak Yanti sudah bersiap –
siap berdandan yang cantik. Kami berencana
untuk menyambutnya sambil telanjang bulat.
Tapi Mbak Yanti memiliki inisiatif gila yang
membuat aku semakin gila dan horni. Ia
memiliki ide untuk mencoret tubuh kami dengan
kata – kata vulgar dan aku menyetujuinya.
Dengan menggunakan lipstik, Aku dan Mbak
Yanti menuliskan kata – kata vulgar seperti
kontol, memek, nenen, kentot, lonte, fuck, bitch,
dan kata – kata vulgar lainnya. Tiba – tiba
terdengar suara klakson mobil dari depan
rumahku. Pasti Darma sudah sampai di rumah.
Aku dan Mbak Yanti bergegas untuk besiap –
siap. Mbak Yanti mematikan aliran listrik
sehingga rumahku seperti gelap gulita. Pintu
dan jendela sengaja aku tutup untuk menambah
kesan gelapnya. Aku berdiri di belakang meja
makan sambil memegang kue sementara Mbak
Yanti berdiri di balik pintu depan sambil
membawa lilin untuk memberikan kejutan
kepada Darma. Terdengar suara
pintu depan terbuka. Darma pun masuk dan
merasa heran karena rumah dalam keadaan
gelap. Ia berteriak memanggilku dan Mbak Yanti.
Ia pun mulai merasa gelisah dan mencari kami
berdua di seluruh ruangan. Mbak Yanti secara
diam – diam membuntuti Darma dan bila ia
sudah tiba di meja makan, Mbak Yanti akan
menghidupkan lilinnya. Darma semakin dekat ke
meja makan dan Mbak Yanti menghidupkan
lilinnya. Darma yang melihat ada cahaya di
belakangnya pun berbalik dan terkejut melihat
Mbak Yanti yang sedang memegang lilin.
“Selamat ulang tahun…Selamat ulang tahun…
Selamat ulang tahun Darma….Selamat ulang
tahun” Mbak Yanti menyanyikan lagu selamat
ulang tahun.
Darma pun terkejut dan merasa tersipu dengan
kejutan yang diberikan Mbak Yanti. Darma
meniup lilin yang dipegang Mbak Yanti dan
ruangan kembali gelap gulita. Aku segera
menghidupkan lilin yang ada di atas kue ulang
tahunnya dan kembali menyanyikan lagu ulang
tahun. Darma berbalik melihatku dan ia kembali
merasa tersipu malu karena aku muncul sambil
memberikan kejutan lainnya. Aku menyuruh
Darma untuk meniup lilinnya yang berbentuk
angka 1 dan angka 4. Sebelumnya ia menutup
matanya sambil mengucapkan keinginannya.
“Semoga aku bisa menjadi anak yang baik buat
Mamah dan bisa terus ngentot dengannya serta
menjadi suami yang baik buat Mamahku
tersayang…wwuuusshhh” Darma pun meniup
lilinnya.
Aku dan Mbak Yanti tertawa mendengar
keinginan Darma yang unik. Lalu Mbak Yanti
menyalakan kembali aliran listrik dan semuanya
kembali terang benderang. Darma tampak kaget
melihat tubuh kami berdua yang penuh dengan
coretan dan tulisan vulgar. Darma membaca
seluruh tulisan yang ada di tubuh kami berdua.
Darma hanya geleng – geleng kepala karena
tidak habis pikir dengan ide gila yang kami
lakukan. Setelah itu Darma melihat kue ulang
tahunnya dan ia tertawa terbahak – bahak.
“Kok bentuk kuenya kayak nenen Mamah yang
gedek hahaha” tawa Darma.
Lalu Darma meraba kue itu dengan jari
telunjuknya seperti ia sedang meraba
payudaraku. Lalu dengan nakalnya ia meraba –
raba ujung buah strawberi seperti ia sedang
meraba putingku. Hal itu pun membuat aku
menjadi horni dan tubuhku terasa panas.
“Udah sayang jangan digituin. Mamah jadi horni
nih” kataku sambil memeluk tubuhku sendiri.
Tibalah saatnya untuk memotong kue tersebut.
Darma sudah bersiap dengan pisau yang ada di
tangan kanannya dan segera memotong kue
tersebut. Tapi aku menahannya karena aku ingin
ia telanjang dulu sebelum memotong kue
tersebut. Aku dan Mbak Yanti menelanjanginya.
Mbak Yanti melepaskan bajunya sementara aku
melepaskan celananya yang terlihat tonjolan
keras di tengahnya. Setelah ia telanjang barulah
ia memotong kue tersebut. Rasanya sayang kue
yang sudah aku buat seharian harus dipotong.
Tapi karena itu kue ulang tahun yang pastinya
harus dipotong dong. Setelah memotong kue itu
dan meletakkannya di atas piring barulah ia
menyuapi kue itu kepadaku.
“Selamat ulang tahun ya anakku tersayang”
kataku sambil mencium kedua pipi dan bibirnya.
Mbak Yanti juga ikut disuapinya dan Mbak Yanti
juga mengucapkan selamat ulang tahun
kepadanya. Setelah selesai makan kue
kemudian aku memberikan kado yang aku
bungkus pada sebuah kotak. Ia buka kado itu
dan ia melompat kegirangan karena aku
memberikan kado sebuah smartphone yang
selama ini ia inginkan. Harganya memang mahal
tapi karena Darma sudah menjadi anak yang
baik aku rela membelikan smarphone yang
mahal itu. Mbak Yanti pun turut ikut
memberikan sebuah kado berupa jam tangan.
Setelah itu dengan tiba – tiba Darma melumuri
tubuhku dan Mbak Yanti dengan krim kue ulang
tahunnya. Ia melumuri di atas dada dan
memekku. Begitu juga Mbak Yanti yang ia lumuri
di atas pantatnya yang bulat. Pertama Darma
menjilati pantat Mbak Yanti sambil menjilati
memek dan anus Mbak Yanti.
“Aaahhh ini yang bunda tunggu – tunggu
sayang….jilatin semua lubang bunda sayangg…
ooohhhh” desah Mbak Yanti ketika Darma
menjilati anusnya dan menusukkan jarinya di
lubang memeknya.
Aku jadi horni melihat pemandangan tersebut.
Aku membasahi jariku dengan ludah dan mulai
menggesek memekku yang masih terlumuri oleh
krim. Memekku terasa licin dan lengket. Setelah
puas menjamahi tubuh Mbak Yanti, Darma
beralih dengan menjamah tubuhku. Pertama ia
menjilati memekku dan menambahkan kembali
krim tersebut di atas memekku.
“Jangan banyak – banyak sayang. Nanti memek
Mamah digigit semut” kataku dengan nakalnya.
“Mamah tenang aja. Aku yang bakalan gigit
memek Mamah kayak gini” Darma menggigit
klitorisku yang menyembul itu hingga membuat
aku mendesah keenakan.
“Ahhhh sayangg…gigit lagi itil Mamah…
uuuhhhh….enaaakk sayanggg itil Mamah kamu
gituin” desahku begitu hebat.
Darma terus menggigit klitorisku hingga aku
orgasme sebanyak dua kali. Aku paling tidak
tahan dengan rangsangan yang ditujukan di
klitorisku. Lalu Darma mencium perut dan
menjilati kedua payudaraku yang terasa lengket.
Darma membersihkan payudaraku dengan
menjilatinya. Ia menghisap payudaraku dengan
kuat dan nikmat. Mbak Yanti datang dan ikut
menghisap payudaraku sambil tangannya
menggosok klitorisku. Lalu Darma mengangkat
payudaraku yang kanan dan mengarahkan
putingnya ke mulutku. Aku dan Darma secara
bersama – sama menjilati putingku dan
sensasinya luar biasa. Ditambah Mbak Yanti
yang ikut nimbrung menjilatinya membuat aku
semakin kelonjotan.
“Mah isep kontolku nih” Darma mengarahkan
kontolnya ke mulutku namun aku menolaknya.
Aku pun mengajak Darma menuju kamarku
untuk melanjutkan pertempuran di sana. Aku
dan Mbak Yanti menggandeng tangan Darma
dengan mesra. Ketika aku membuka pintu kamar
alangkah terkejutnya Darma. Ia kaget melihat
kamarku yang sudah aku hias sedemikian rupa
bersama Mbak Yanti. Darma membaca spanduk
yang sebelumnya sudah ditulis oleh Mbak Yanti.
Ia melihat seluruh dinding kamarku yang
ditempeli oleh pakaian dalam kami berdua. Ia
meraba dan mencium pakaian dalam kami
dengan penuh nafsu. Di antara tempelan
pakaian dalam itu. Aku juga menempelkan
pakaian dalam yang tadi aku dan Mbak Yanti
pakai. Biarkan Darma yang menebak sendiri
yang mana pakaian bekas pakai itu. Lalu aku
dan Mbak Yanti memeluk darma dengan penuh
nafsu. Tangan kami berdua bergantian mengelus
kontol Darma yang keras itu. Darma
menyenderkan tubuhnya pada tubuh kami yang
masih dalam posisi berdiri. Secara tak terduga
Darma ejakulasi dengan begitu cepat. Ia
menyemprotkan spermanya dan mengenai
tempelan pakaian dalam itu.
“Cepat kali keluarnya sayang ???” tanyaku
sambil terus mengocok kontol Darma.
“Aku udah gak kuat Mah dengan semua kejutan
ini” kata Darma dengan nafas yang terengah –
engah.
Lalu aku membaringkan tubuh Darma yang
lemas setelah orgasme pertamanya itu. Aku
menjilati kontol Darma yang masih menempel
sisa spermanya. Sementara Mbak Yanti seperti
orang gila menjilati sperma Darma yang
menempel di pakaian dalam itu. Hanya dengan
beberapa jilatan kontol Darma kembali ereksi.
Darma menyuruh Mbak Yanti untuk ikut naik ke
atas kasur. Kami bertiga saling berciuman dan
memainkan lidah kami. Tangan kami saling
menggerayangi satu sama lain. Aku yang tak
sabar untuk segera digenjot meminta Darma
untuk segera melakukannya. Aku mengambil
posisi anjing kawin alias doggy style.
“Sebelum aku kentot, biarkalah si memek
tembem ini menjilati memek Mamah yang cabul
ini” kata Darma memerintahkan Mbak Yanti
untuk menjilati memekku.
Mbak Yanti menjilati memekku dengan begitu
brutal. Ia memasukkan lidahnya begitu dalam ke
lubang memekku. Ia menggosok klitorisku
dengan jempolnya sambil terus menghisap
cairanku yang terus keluar dari lubang
memekku. Sementara Darma tampak asik
mengocok kontolnya sambil melihat kami
berdua. Mbak Yanti kemudian menjilati lubang
anusku dan mencucukkan lidahku ke dalam
anusnya. Aku tak tahu apa enaknya menjilat
anus yang kotor itu tapi aku tak berbohong kalau
aku sangat menikmatinya. Dengan refleks aku
membuka belahan pantatku hingga anusku
terasa melebar. Mbak Yanti semakin dalam
memasukkan anusnya dan ia seperti
mencongkel kotoranku keluar dari anusku. Lalu
Darma berbaring di depanku dan menyuruhku
untuk menyepong kontolnya. Dengan senang
hati aku menjilat dan menghisap kontolnya
dengan penuh nafsu. Aku jadi tidak konsentrasi
karena aku sangat menikmati cumbuan yang
dilakukan Mbak Yanti.
“Aku keluarr nihhh mbaaakk….aahhhhh” desahku
merasakan orgasmeku yang tiba dengan sangat
nikmat.
Aku tak percaya hanya dengan anusku dijilat,
aku bisa orgasme dengan begitu nikmat. Mbak
Yanti pun menjilati memekku yang basah oleh
cairan orgasmeku. Karena aku sudah orgasme,
aku menyuruh Mbak Yanti untuk lebih dulu
bercinta dengan Darma. Aku masih lemas dan
ingin memulihkan tenagaku dulu. Mendapat
kesempatan pertama, Mbak Yanti langsung
memanfaatkannya dengan sangat bijak. Ia
duduk di atas pangkuan Darma yang sedang
duduk bersender di atas kasur. Mbak Yanti
menggesek bibir memeknya di batang kontol
Darma. Terlihat batang kontol Darma yang
basah karena cairan memek Mbak Yanti yang
begitu banyak.
“Bunda, hari ini aku punya satu permintaan”
kata Darma.
“Katakan kontolku sayang, hari ini memek
tembem mu ini akan menuruti semua
permintaanmu” jawab Mbak Yanti.
“Aku mau entotin lubang bu*rit Bunda” pinta
Darma.
Mbak Yanti sama sekali tidak terkejut dengan
permintaan Darma. Malah dari dulu ia sudah
ingin merasakan sex anal. Lalu Darma menyuruh
Mbak Yanti untuk berdiri membungkuk dengan
pantat Mbak Yanti menghadap ke wajahnya.
Lalu Darma menjilati anus Mbak Yanti yang
terbuka lebar karena ia membuka belahan
pantat Mbak Yanti begitu lebar. Anusnya begitu
hitam dan tampak berkedut. Mbak Yanti hanya
bisa mendesah keenakan sambil tangannya
mengelus kontol Darma. Setelah anusnya sudah
dirasa cukup basah, Darma pun menyuruh Mbak
Yanti untuk mengambil posisi doggy style.
Dengan perlahan Darma mencoba untuk
memasukkan kontolnya ke dalam anus Mbak
Yanti. Ternyata tidak semudah yang
dibayangkan hingga Darma berkali – kali gagal
untuk memasukkanya karena anus Mbak Yanti
yang masih perawan. Aku berinisiatif untuk
melumuri kontol Darma dan lubang anus Mbak
Yanti dengan menggunakan lotion. Kali ini
dengan mudahnya Darma menerobos masuk ke
dalam anus Mbak Yanti. Mbak Yanti meringis
kesakitan sekaligus keenakan. Aku datang dan
memeluknya lalu mencium bibirnya agar ia
melupakan rasa sakit yang dirasakannya.
Setelah masuk semua, Darma mendiamkan
kontolnya di dalam anus Mbak Yanti. Anus Mbak
Yanti tampak mencengkram kuat kontol Darma.
“Gimana rasanya ada di lubang bu*rit
sayang ???” tanyaku.
“Rasanya enak Mah. Kontolku kayak dijepit
dengan kuat” jawab Darma.
Lalu dengan perlahan Darma mulai
menggerakkan kontolnya. Mbak Yanti masih
meringis kesakitan dan aku kembali mencumbu
bibirnya. Darma juga ikut mendesah karena
jepitan anus Mbak Yanti yang begitu nikmat.
Secara perlahan Darma pun mulai ganas. Ia
menusuk dengan kuat anus Mbak Yanti. Tubuh
Mbak Yanti berguncang dan paudaranya yang
lesu itu pun menjadi santapanku untuk dihisap.
Aku tiduran tepat di bawah payudaranya dan
menjilati kedua putingnya yang keras itu.
“Darmaaaa…enaakk bangeettt sayanggg…burit
Bunda rasanya panas dan nikmaattt” desah
Mbak Yanti.
Lalu Mbak Yanti memintaku untuk duduk
bersender di depannya. Ia membuka kaki ku
lebar – lebar dan menjilati memekku dengan
lahapnya. Aku mengelus punggungnya sambil
menunjukkan wajah mesumku kepada Darma.
Aku menjilati bibirku sendiri dengan mata yang
terbuka dan tetutup. Aku melihat wajah Darma
yang merah sambil terus menggenjot anus Mbak
Yanti. Lalu Darma mencabut kontolnya dan
terlihat ada noda coklat di batang kontolnya.
Mungkin itu adalah noda kotorannya yang ikut
menempel di kontol Darma.
Dengan paksa, Darma memintaku untuk
menjilati kontolnya. Ntah kenapa aku
menerimanya dengan senang hati tanpa rasa
jijik sedikitpun. Aku merasakan pahit ketika
menjilati kontol Darma. Aku tak peduli dengan
noda kotoran Mbak Yanti dan aku menelannya
begitu saja. Setelah itu Darma memasukkan
kembali kontolnya ke dalam anus Mbak Yanti.
Kali ini keduanya bercinta dengan posisi WOT.
Giliran Mbak Yanti yang menggenjot kontol
Darma dan kembali terlihat noda coklat di kontol
Darma. Aku tak tahu apa yang dirasakan Darma
dan aku menduga pasti ia merasakan lembek
dan lengket di dalam anus Mbak Yanti. Melihat
memek Mbak Yanti yang menganggur, aku pun
menjilatinya dengan penuh nafsu. Memeknya
terus – menerus mengeluarkan cairan yang
membuat mulutku basah kuyup. Tiba – tiba
Mbak Yanti menekan kepalaku dengan kuat di
memeknya. Ia bergoyang tak terkendali dan
kurasakan memeknya semakin asin. Aku rasa ia
sudah orgasme dan terlihat tubuhnya begitu
lemas dengan kontol Darma yang masih
menancap di anusnya. Setelah beristirahat
sejenak Mbak Yanti kembali menggenjot kontol
Darma dengan penuh nafsu. Aku yang juga ingin
merasakan nikmat berjongkok di atas wajah
Darma. Ku rasakan lidah Darma yang langsung
menjilati memekku. Aku semakin bernafsu dan
menggoyangkan pantatku sambil meremas
kedua payudaraku. Mbak Yanti memutar
tubuhnya dan menghadap ke arahku. Ia
menggenjot kontol Darma semakin cepat sambil
menatapku dengan tatapan mesum. Aku juga
tak mau kalah dengan ikut memasang wajah
mesum. Lalu aku menghisap kedua payudaranya
yang bergerak naik turun itu. Aku dan Mbak
Yanti mirip seperti lonte binal yang haus akan
sex. Meski hampir setiap hari kami melakukan
sex tapi ntah kenapa kami tidak pernah bosan.
Gairah ini selalu muncul dan membuat aku gila
bila tidak tersalurkan. Kemudian Darma
menahan pantat Mbak Yanti dan ia menusuk
memek Mbak Yanti begitu cepat. Mata Mbak
Yanti melotot ke arahku. Mulutnya berkicau tak
karuan.
“Aaaahhh….aahhhhhh…bu*ritku panassss…
Aaaaahhhh…eenaakknyyaa ngentooottt” kicau
Mbak Yanti.
Lalu terdiam dengan menekan kontolnya begitu
dalam ke anus Mbak Yanti. Aku melihat batang
kontol Darma yang berkedut kencang begitu juga
dengan anus Mbak Yanti. Darma menyemprot
anus Mbak Yanti dengan spermanya yang begitu
banyak. Ketika ia mencabut kontolnya, lelehan
spermanya ikut keluar disertai sedikit kotoran
Mbak Yanti yang berceceran di atas kasur. Aku
malah semakin horni ketika melihat
pemandangan itu. Secara tak sadar aku
menjilati anus Mbak Yanti yang baunya
bercampur aduk. Lidahku juga ikut mencucuk
lubang anusnya itu dan menjilati sekitaran
anusnya yang basah dan lengket itu. Kemudian
aku menjilati kontol Darma untuk
membersihkannya dari sisa sperma dan kotoran
Mbak Yanti yang menempel. Rasa pahit dan
asin bercampur di mulutku. Tapi justru aku
semakin bersemangat dan tak membuat aku
jijik. Lubang anus Mbak Yanti tampak terbuka
lebar. Bahkan aku bisa melihat isi anusnya yang
gelap. Mbak Yanti terkapar dengan mata yang
terbuka lebar. Ia seperti orang yang kejang –
kejang dengan tubuh
yang terus tersentak. Aku pun berbaring di atas
dada Darma yang bergerak naik turun dengan
cepat karena merasa lelah setelah pertempuran
tadi.
“Kamu suka pesta ngentot yang Mamah sama
Bunda buat kan sayang ???” tanyaku.
“Suka banget Mah. Ini adalah kejutan terbaik
yang pernah aku rasakan selama ini Mah” jawab
Darma sambil mengecup bibirku.
Aku pun senang mendengar Darma menyukai
kejutan yang aku dan Mbak Yanti siapkan.
Sebenarnya aku ingin meminta Darma segera
menggenjot memekku. Tapi aku harus bersabar
dengan memberikan Darma waktu untuk
beristirahat dan tanpa sadar kami bertiga
tertidur.
Saat siangnya aku terbangun karena merasakan
ada sesuatu yang geli dan basah ada di
memekku. Ternyata Darma yang sedang asik
menikmati memekku dengan lidahnya sambil
tangannya mengocok kontolnya yang sudah
tegang itu. Aku mengelus kepala Darma dengan
penuh kasih sayang sambil menikmati setiap
sapuan lidahnya di lubang memekku dan
klitorisku.
“Giliran Mamah yang aku entot” kata Darma.
Aku memutuskan untuk pindah tempat karena
takut mengganggu Mbak Yanti yang masih
tertidur pulas. Selain itu kasurku juga basah dan
terlalu kotor. Aku dan Darma memutuskan untuk
bermain di atas lantai yang beralaskan karpet
yang lembut. Tanpa menunggu lagi aku langsung
mengangkat kedua kakiku dan menekuknya lalu
menahannya dengan tanganku. Mata Darma
seperti seekor serigala yang tak sabar untuk
menerkam mangsanya. Lalu Darma
memasukkan kontolnya ke dalam memekku dan
rasanya sangat nikmat. Darma langsung
bergoyang dengan cepat dan aku sangat
menikmatinya. Memekku rasanya penuh sesak
dan dinding vaginaku terus merespon dengan
memijat kontol Darma. Aku sangat suka
hubungan incest ini dan aku benar – benar lupa
dengan diriku yang dulu. Sekarang aku adalah
istri dari anakku dan tugasku adalah
menyediakan tubuhku untuk bisa dinikmati
olehnya. Yang penting aku puas dan ia juga
menikmatinya. Lalu kami bertukar posisi dengan
melakukan posisi miring. Ia berada di
belakangku dan menggesek kontolnya tepat di
klitorisku.
“Uhhh sayanggg…kamu pintarr buat itil Mamah
bahagia…Teruusskaannn” bisikku.
Kemudian Darma kembali memasukkan
kontolnya. Dengan posisi rasanya sungguh
nikmat. Tangan Darma tak henti – hentinya
meremas payudaraku sambil mulutnya terus
mencium bagian belakang leherku yang
membuat nafsuku terus meningkat. Lalu Mbak
Yanti bangun dan melihat pertempuran kami
berdua. Ia tampaknya kembali horni dan ikut
menghisap kedua payudaraku. Ia juga
menggesek memeknya di pahaku. Aku merasa
sudah mulai suka dengan threesome ini. Aku
juga sudah mulai menikmati diriku yang kini
menjadi seorang biseksual. Bagiku, seks tangkap
lengkap bila hanya melakukannya berdua saja
dan kehadiran Mbak Yanti sebagai pasangan
biseksualku sunggu menyenangkan. Nafsu besar
Mbak Yanti tampaknya tidak pernah habis. Ia
kembali melakukan hal aneh karena sudah
terbakar nafsu. Ia berdiri dan membuka belahan
memeknya. Tiba – tiba ia mengeluarkan air
kencingnya dan mengencingi aku dan Darma. Air
kencingnya mengenai wajahku dan aku langsung
menghindar. Darma malah menikmatinya dengan
membuka mulutnya dan berharap air kencing
Mbak Yanti yang deras itu masuk ke mulutnya.
“Rasakan air kencingku ini” kata Mbak Yanti.
Tubuhku pun basah oleh air kencingnya yang
berbau pesing itu. Selesai kencing, Mbak Yanti
menjilati seluruh tubuhku hingga bersih. Ini
adalah pengalaman unik dan aku sangat
menikmatinya meski aku tidak terlalu suka
dikencingi seperti itu. Aku pun mulai merasakan
orgasmeku sudah akan tiba.
“Memek Mamah muncrat nih…Uuhhhh enakkkkk”
desahku.
Aku mengeluarkan orgasmeku dengan begitu
deras dan rasanya benar – benar nikmat. Aku
langsung terkapar dan memekku terasa kebas
dan mati rasa. Darma mencabut kontolnya dan
menyuruh kami berdua untuk tidur
bersampingan. Darma mengocok kontolnya
sambil meremas buah zakarnya sendiri. Aku pun
merangsang Darma dengan berciuman mesra
dan saling meraba bersama Mbak Yanti. Lalu
Darma orgasme dengan membagi spermanya di
dalam mulutku dan mulut Mbak Yanti.
Spermanya lumayan banyak dan aku berbagi
sperma itu dengan Mbak Yanti. Kami berciuman
sambil bertukar sperma di mulut kami. Ini adalah
pengalaman seks terbaik yang pernah aku
rasakan dalam hidupku. Meski penuh dengan
kejadian jorok tapi itulah yang membuat seks itu
semakin terasa nikmat. Pesta seks itu terus
berlangsung hingga malam hari. Tak terhitung
berapa kali Darma mengeluarkan spermanya di
mulut, perut, payudara, dan di dalam mulutku.
sementara Mbak Yanti mulai tergila – gila
dengan anal seks. Sepanjang kami bercinta
kontol Darma sama sekali tak pernah menyentuh
memek Mbak Yanti. Anal seks itu membuat
anus Mbak Yanti jadi melebar yang awalnya
sempit seperti lubang jarum. Lalu Pesta seks itu
ditutupi dengan kami bertiga yang tidur
bersama.
Beberapa minggu kemudian, Mbak Yanti
mendapat kabar tidak sedap dari kampungnya.
Ia mendapat kabar kalau suaminya mendapat
serangan stroke berat hingga membuat tubuh
suaminya lumpuh sebagian. Hal itu membuat
Mbak Yanti terpukul dan sangat sedih. Aku juga
kaget mendengarnya karena dan meminta Mbak
Yanti untuk bersabar. Akhirnya Mbak Yanti
memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai
pembantuku. Ia terpaksa melakukannya karena
ingin merawat suaminya yang sudah tidak
berdaya lagi. Ia tidak tega melihat kedua
anaknya yang mengurus suaminya. Pasti mereka
akan kesulitan untuk mengurusnya. Dengan
berat hati aku pun mengizinkan Mbak Yanti
untuk berhenti. Aku sama sekali tidak ingin ia
meninggalkan keluargaku terlebih lagi ia sudah
cukup lama bekerja bersamaku. Aku masih ingat
ketika ia pertama kali bekerja sebagai pembantu
untukku. Ia banyak melakukan kesalahan dan
membuat mantan suamiku sering emosi. Tapi
seiring berjalannya waktu, Mbak Yanti menjadi
orang terbaik yang pernah aku miliki. Ia adalah
teman sekaligus orang yang sudah aku anggap
sebagai kakak kandungku sendiri. Aku
memberikan sisa gajinya dan sedikit uang
tambahan sebagai rasa terima kasihku. Ia
meminta maaf atas segala kesalahannya dan ia
juga menangis karena sudah menjadikan Darma
sebagai pria buruk. Justru bagiku Mbak Yanti
sudah berjasa akan kehidupanku selama ini.
Jika bukan karena dia, mungkin affair ini tidak
akan pernah terjadi dan aku pasti masih tersiksa
dengan nafsuku yang masih terpendam. Di saat
Mbak Yanti akan kembali ke kampungnya,
Darma tidak tampak untuk mengantarkan
kepergiannya. Ia terus berada di kamar karena ia
tidak ingin Mbak Yanti kembali ke desanya. Aku
dan Mbak Yanti masuk ke dalam kamarnya dan
melihat Darma yang sedang berbaring di kasur
dengan bantal yang menutupi wajahnya. Kami
mendengar ada suara isak tangis dari balik
bantal itu. Mbak Yanti menyingkirkan bantal
tersebut dan melihat wajah Darma yang
berlinangan air matanya. Darma memeluk Mbak
Yanti dengan erat sekali. Ia terus menerus
meminta Mbak Yanti untuk tidak pergi
meninggalkannya.
“Bunda jangan pergi, nanti siapa yang temenin
aku di rumah” kata Darma dengan begitu
sedihnya.
“Kan masih ada Mamah Darma, Bunda gak bisa
berada di sini terus menerus, kasihan suami
Bunda di desa” jawab Mbak Yanti memberikan
pengertian kepada Darma.
Tapi Darma masih tidak menerimanya. Ia
mendekap erat tubuh Mbak Yanti agar tidak
membiarkan Mbak Yanti pergi. Aku ikut
membujuk Darma tapi tetap tidak berhasil. Lalu
Mbak Yanti mengambil inisiatif sendiri dengan
melepas seluruh pakaiannya.
“Nikmatilah tubuh Bunda untuk terakhir kalinya”
ajak Mbak Yanti.
Melihat hal itu Darma pun langsung menarik
tubuh Mbak Yanti hingga Mbak Yanti berbaring
di atas kasur. Dengan penuh nafsu, Darma
mencumbu seluruh tubuh Mbak Yanti yang akan
ia nikmati untuk terakhir kalinya. Ia melakukan
itu sambil terus meneteskan air matanya. Darma
menjamah kedua payudara Mbak Yanti dengan
kasar dan bermain dengan memeknya hingga
Mbak Yanti orgasme untuk terakhir kalinya.
Setelah itu, Mbak Yanti kembali berpakaian
tanpa memakai pakaian dalamnya. Mbak Yanti
memberikan pakaian
dalamnya sebagai kenang – kenangan untuk
Darma. Ia menghirup pakaian dalam itu dalam –
dalam seakan tengah menikmati aroma Mbak
Yanti untuk terakhir kalinya. Lalu Darma pun
melepas kepergian Mbak Yanti.

0 Response to "Cerita Dewasa : Anakku Pemuas Nafsuku (2)"

Posting Komentar